MARKET NEWS

Dunia Virtual (AREA) Gelar IPO, Cek Sahamnya Mahal atau Murah

Fiki Ariyanti 12/03/2024 07:44 WIB

PT Dunia Virtual Online Tbk akan menggelar penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Cek dulu valuasi sahamnya mahal atau murah sebelum beli.

Dunia Virtual (AREA) Gelar IPO, Cek Sahamnya Mahal atau Murah (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Dunia Virtual Online Tbk akan menggelar penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Dalam proses book builing, calon emiten berkode AREA itu menawarkan harga Rp121-131 per saham. 

Analis Saham Panin Sekuritas, Aqil Triyadi mengatakan, Dunia Virtual Online adalah perusahaan yang bergerak pada jasa colocation data center dengan memiliki tiga lokasi data center yang berada di Gedung Cyber Jakarta, Gedung TIFA Jakarta, dan Cimanggis Depok. 

"Bisnis data center diperkirakan akan tumbuh pesat ke depannya, dengan perkiraan mencapai USD3,3 miliar pada 2026, atau CAGR 5 tahun tumbuh sebesar 11,4%," ujar dia dalam risetnya, Jakarta, Selasa (12/3/2024). 

Menurut Aqil, Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) memperkirakan total kapasitas energi data center di Indonesia dapat mencapai 1,3 GigaWatt (GW) pada 2030. 

Sambungnya, AREA berencana untuk menggunakan dana IPO untuk membangun data hall 2 dan data hall 3 di AREA31 Cimanggis seiring dengan kapasitas rak data center Perseroan yang akan mencapai full capacity.

"Kami perkirakan EBITDA tumbuh CAGR 32% hingga 2027 seiring bertambahnya kapasitas hall data center baru," ujar Aqil.

"Kami memiliki outlook yang positif untuk perseroan melihat valuasi yang cenderung atraktif dan di bawah rata-rata peers dengan EV atau EBITDA di 18,3x di 2024 (peers: 56,0x)," jelasnya.

Lebih jauh diakui Aqil, penetrasi internet berdampak pada permintaan data center. Seiring dengan cepatnya digitalisasi membawa pertumbuhan permintaan internet meningkat dari tahun ke tahun. 

Hingga 2022, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 77% dari total populasi Indonesia yang mencapai sekitar 276 juta jiwa dan diperkirakan tingkat penetrasi internet di Indonesia akan terus bertumbuh.

Proyeksi ini seiring dengan permintaan internet yang meningkat dan upaya perusahaan telekomunikasi untuk mengembangkan jaringan BTS 4G di beberapa wilayah Indonesia yang tergolong 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terpencil) yang akan mendorong permintaan bisnis data center searah dengan kebijakan Pemerintah untuk melakukan transformasi ekonomi digital. 

Di Indonesia masih minim pengoperasian data center. Saat ini, pemain data center di Bursa Efek Indonesia yaitu DCII, ELIT dan EDGE.

Aqil menerangkan, hampir seluruh dana IPO AREA akan digunakan untuk tujuan pengembangan bisnis. Perseroan membagi porsi penggunaan dana hasil IPO, yaitu sekitar 64,17% untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal, yaitu pertama sekitar 50,00% untuk fitting out data hall 2 dan data hall 3 di AREA31 Cimanggis.

Kedua, sekitar 25,00% untuk menambah kapasitas kelistrikan data hall 2 dan  data hall 3 di AREA31 Cimanggis dan ketiga, sekitar 25,00% untuk menambah kapasitas pendinginan data hall 2 dan data hall 3 di AREA31 Cimanggis. 

Sementara sisanya 35,83% akan digunakan untuk kegiatan operasional seperti sekitar 50,24% untuk perawatan peralatan MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing) dan sekitar 49,76% untuk perawatan gedung.

Sementara itu, EBITDA masih memiliki ruang untuk bertumbuh. Dengan bertambahnya rak yang tersewa, rencana fitting out data hall baru di AREA31 Cimanggis akan semakin membuka peluang untuk pendapatan bertumbuh dan memperkuat sisi EBITDA Perseroan. 

"Kami perkirakan di 2023, EBITDA akan mencapai Rp15,4 miliar atau tumbuh +236% YoY, seiring dengan pencapaian Perseroan memaksimalkan utilisasi rak tersewa di AREA31 Cimanggis," ucap Aqil. 

Di mana utilisasi untuk data hall 1 telah mencapai 45,5% di sembilan bulan 2023 dan masih tersedia sekitar 60 rak, dan dengan rencana dibukanya data hall 2 dan data hall 3, maka akan terdapat tambahan ketersediaan masing-masing 150 rak di setiap data hall, sehingga masih terbukanya ruang pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi Perseroan. 

Hal ini juga tercermin dari data EBITDA perseroan hingga September 2023 yang telah mencapai Rp12,3 miliar (sembilan bulan 2022: Rp3,2 miliar).

"EBITDA di 2024 kami perkirakan akan tumbuh +16% YoY, karena rak tersedia yang semakin menipis. Sehingga, dibutuhkan investasi untuk menambah kapasitas rak data center baru dalam rangka menangkap permintaan yang besar dari calon pelanggan baru," jelasnya.

Di 2024, lanjutnya, perseroan juga tengah melakukan persiapan untuk membuka data hall 2 dan data hall 3 yang ditargetkan dapat digunakan masing-masing pada Oktober 2024 dan Juni 2025.

"EV atau EBTIDA cenderung lebih murah dibandingkan average peers. Kami melakukan perhitungan dengan relative valuation,  di mana dengan asumsi harga IPO di Rp131, EV atau EBITDA untuk PT Dunia Virtual Online Tbk sebesar 18,4x di 2024," tutur Aqil.

"Sementara EV atau EBITDA emiten sejenis berada di level 56,0x yang artinya valuasi perseroan masih relatif atraktif dan di bawah rata-rata peers (lebih murah dibandingkan rata-rata industri). Untuk PB dari AREA juga cenderung lebih rendah di level 1,4x dibandingkan peers industri yang mencapai PB 22,6x," pungkasnya.

(FAY)

SHARE