Ekspansi, ENRG Siap Gelontorkan Rp2,86 Triliun Demi Blok Kangean
Demi ekspansi bisnis, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal mengalokasikan investasi besar untuk blok Kangean snilai Rp2,86 Triliun.
IDXChannel – Demi ekspansi bisnis, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal mengalokasikan investasi besar untuk blok Kangean yang diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi migas tahun depan.
Dikatakan Direktur Energi Mega Persada Edoardus A Windoe, hal itu dilakukan untuk meningkatkan produksi migas di 2019 dari aset blok migas yang dikelola perusahaan.
”Investasi untuk Blok Kangean yang dikeluarkan pada 2018 lebih dari USD200 juta atau sekitar Rp2,86 triliun (kurs Rp14.319 per USD). Investasi ini bersumber dari kas internal perusahaan,” katanya seperti dikutip Okezone di Jakarta, Senin (26/11).
Edo menuturkan, untuk lapangan lain seperti Blok Bentu dan Blok Malacca Strait, investasi yang digelontorkan beragam. Secara rinci, dirinya menyebut hal itu akan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang nanti akan dirilis.
Selain itu, ada enam aset blok migas yang dikelola perusahaan baik dengan skema cost recovery maupun gross split. Enam blok tersebut yakni, Blok Bentu di Riau, Malacca Strait di Riau, Tonga di Sumatera Utara, Gerbang di Sumatera Utara, Kangean di Jawa Timur, dan Blok Sangata II di Kalimantan Timur.
Blok yang menghasilkan produksi gas terbesar selama semester I-2018 adalah Blok Kangean dengan produksi gas sebesar 101,8 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd) dan produksi minyak 35 barel minyak per hari (bpd). Kemudian, disusul oleh Bentu dengan produksi gas sampai semester I-2018 sebesar 39 mmscfd dan tak memproduksi minyak. Lalu, blok Malacca Strait yang tercatat mampu memproduksi minyak sebesar 1.380 barel per hari dan gas 2,1 mmscfd.
Sementara Investor Relations ENRG, Herwin Hidayat mengatakan, Blok Malacca Strait adalah blok yang seluruh produksi minyaknya dijual kepada PT Pertamina (Persero). Hal ini dilakukan sesuai dengan arahan dari pemerintah, untuk menjual minyak KKKS kepada Pertamina.
”Kami juga sudah bersedia menerima hasil penjualan minyak dalam mata uang Rupiah. Aksi ini sebagai wujud kepatuhan kami atas peraturan dari pemerintah," ujar Herwin.
Adapun, sampai saat ini tumpuan bisnis perusahaan tercatat masih didominasi oleh sumber daya gas. Diharapkan, kerja keras yang dilakukan saat ini bisa dinikmati hasilnya di 2019 untuk mencapai peningkatan produksi. Kemudian guna mendanai akuisisi blok migas tersebut, perseroan berencana melakukan rights issue paling lambat pada September 2019 mendatang.
Selain untuk akuisisi dan pengembangan aset, dana rights issue juga untuk membayar utang perusahaan.Namun sayangnya, perseroan belum menyebutkan blok yang dibidik.
Sementara untuk membayar utang, perseroan merinci jumlah utang yang harus dibayar terdiri dari utang jangka pendek yang sisanya sebesar USD80 juta dan utang jangka panjang sebesar USD170 juta.
Adapun, pinjaman jangka panjang perusahaan, terdiri tiga pinjaman utama, yakni dari Japan Petroleum Exploration Ltd (Japex) dan Mitsubishi, yang merupakan pinjaman khusus untuk blok Kangean, dan pelunasannya dicicil dari kas yang dihasilkan blok tersebut. Selain itu juga ada pinjaman sindikasi dari Bank of America Merrill Lynch (BAML) dan Intesa Sanpaolo. (*)