MARKET NEWS

Emas Menguat Imbas Penguatan Dolar dan Sinyal Pelonggaran Suku Bunga

Maulina Ulfa - Riset 25/03/2024 09:20 WIB

Harga emas di pasar spot masih menunjukkan tren penguatan pada perdagangan Senin (25/3/2024).

Emas Menguat Imbas Penguatan Dolar dan Sinyal Pelonggaran Suku Bunga. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas di pasar spot masih menunjukkan tren penguatan pada perdagangan Senin (25/3/2024).

Harga emas di kisaran USD2.174 per troy ons pada pukul 08.35 WIB.

Sebelumnya, harga emas meluncur menuju USD2.170 per troy ons pada penutupan perdagangan Jumat, (22/3) dan memperpanjang penurunan dari hari sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Penguatan emas juga didukung karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah spekulasi bahwa bank sentral besar akan mulai memotong suku bunga lebih awal dari The Federal Reserve (The Fed).

Indeks dolar memang sempat naik ke level tertinggi tiga minggu di sekitar 104,2 pada penutupan perdagangan Jumat dan diperkirakan akan naik untuk minggu kedua berturut-turut.

Penguatan dolar AS juga didukung oleh spekulasi bahwa bank sentral besar dapat mulai memangkas suku bunga lebih awal.

Sebelumnya, harga emas sempat naik di atas USD2.200 per troy ons pada hari Kamis (21/3), mencapai rekor tertinggi karena investor semakin yakin bahwa bank sentral besar kemungkinan akan segera melonggarkan kebijakan moneternya.

Menurut data pasar, harga emas di pasar spot melonjak ke ATH ke level USD2.222,92 per troy ons pada sekitar pukul 05.15 WIB di sesi sebelumnya.

The Fed juga mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diperkirakan secara luas dan terus memberikan sinyal tiga kali penurunan suku bunga pada 2024.

Selain The Fed, sejumlah bank sentral utama dunia juga sudah mengisyaratkan sinyal dovish.

Pada Kamis, dua bank sentral pendukung kenaikan suku bunga yakni Bank of England dan Swiss National Bank telah memilih untuk mempertahankan suku bunga dan menurunkan suku bunga.

Swiss National Bank secara tak terduga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, dan menjadi bank pemberi pinjaman besar pertama yang memulai siklus pelonggaran suku bunga.

Bank of England juga memberikan jeda dovish, karena dua pejabat yang sebelumnya mendukung kenaikan suku bunga kini mendukung keputusan untuk lebih dovish.

Sementara itu, Bank of Japan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dan mengakhiri pengendalian kurva imbal hasil, namun diperkirakan akan tetap akomodatif untuk saat ini.

Di tengah The Fed yang mempertahankan suku bunga tetap stabil dan prospek penurunan suku bunga, para pejabat The Fed masih menegaskan kembali perlunya lebih banyak mencerna sejumlah data. Terutama data inflasi dan memastikannya turun menuju 2 persen sebelum menurunkan suku bunga. (ADF)

SHARE