Emas Punya Taji, Saham MDKA-ANTM Cs Melesat Berjamaah
Saham kompak menguat pada perdagangan sesi I, Kamis (19/1) seiring penguatan harga komoditas belakangan ini.
IDXChannel – Saham emiten emas kompak menguat pada perdagangan Kamis (19/1) pagi seiring penguatan harga komoditas belakangan ini.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (19/1) pukul 09.19 WIB, Saham Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) memimpin menguatnya saham emiten emas pada periode ini.
Adapun, harga saham SQMI melesat hingga 4,35 persen menjadi Rp72/saham. Sedangkan nilai transaksi saham mencapai Rp1,09 miliar dengan volume saham yang diperdagangkan sebesar 15,20 juta saham.
Di samping itu, dalam sepekan terakhir, saham SQMI juga telah melesat hingga 9,23 persen seiring menguatnya harga komoditas dalam sepekan terakhir.
Menyusul SQMI, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga mencatatkan harga saham yang menguat pada periode ini.
BEI mencatat, harga saham ARCI menguat sebesar 3,23 persen menjadi Rp384/saham pada sesi I, Kamis (19/1). Sedangkan saham MDKA turut terapresiasi sebesar 3,40 persen ke level Rp4.860/saham.
Selain saham-saham yang disebutkan di atas, saham emiten emas lainnya, yaitu PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga turut menguat pada perdagangan pagi ini.
Adapun, harga saham PSAB maupun ANTM masing-masing menguat sebesar 2,07 persen dan 1,77 persen.
Sedangkan, harga saham dari PSAB naik menjadi Rp148/saham dan harga saham ANTM turut naik menjadi Rp2.300/saham.
Melesatnya saham emiten-emiten emas pagi ini terjadi di tengah harga emas yang sedikit terkontraksi pada Kamis (19/1) pagi.
Data Tradingeconomics per Kamis (19/1) menyebutkan, harga komoditas emas dibuka menguat 0,04persen ke level USD1904.51 per troy ons. Sementara, secara bulanan harga emas meningkat hingga 4,75 persen dan sedang dalam tren naik.
Naiknya saham emas belakangan beserta tumbuhnya harga komoditas terjadi seiring meningkatnya minat investor dalam menjadikan emas sebagai aset investasi.
Melansir CNN Business, melambungnya harga emas seiring potensi perlambatan kenaikan laju suku bunga The Fed yang membuat logam mulia terutama emas menjadi menarik.
Selain itu, pelemahan dolar juga menyebabkan negara-negara di luar Amerika Serikat cenderung membeli emas.
Ini karena investor menilai emas menjadi safe haven atau aset investasi yang aman di tengah ketidakpastian perekonomian global hingga era inflasi tinggi.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.