MARKET NEWS

Emiten ‘Circle’ Suami Puan (CBRE) ARA Dua Hari, Mau Siapkan Aksi Korporasi

Aldo Fernando - Riset 10/01/2023 17:07 WIB

Saham jasa angkutan laut PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 35 persen di dua hari pertama melantai di bursa.

Emiten ‘Circle’ Suami Puan (CBRE) ARA Dua Hari, Mau Siapkan Aksi Korporasi. (Foto: Cakra Buana)

IDXChannelSaham jasa angkutan laut PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 35 persen di dua hari pertama melantai di bursa. Menyusul penawaran saham perdana (IPO), perseroan akan menyiapkan aksi korporasi ke depan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham CBRE ditutup melejit 34,48 persen ke angka Rp195 per saham, Selasa (10/1/2023), dengan nilai transaksi Rp58,42 miliar dan volume perdagangan 328,49 juta saham.

Antusiasme investor terlihat tinggi. Hingga penutupan pasar, terdapat antrean beli (bid) di harga Rp195 per saham sebanyak 1,84 juta lot.

Bersama emiten debutan lainnya, produsen wine PT Hatten Bali Tbk (WINE) yang melesat 34,88 persen, saham CBRE menduduki peringkat kedua top gainers pada hari ini.

Pada Senin (9/1), saat hari perdana di bursa, saham CBRE juga ditutup di batas ARA, melambung 34,26 persen.

Ini artinya, selama dua hari pertama listing, saham CBRE sudah terbang 80,56 persen.

Aksi Korporasi ke Depan

Minat investor terhadap saham CBRE sudah terlihat selama proses IPO, yang mana terdapat kelebihan pesanan terpusat (oversubscribed) sebanyak 140 kali.

Melihat antusiasme investor yang tinggi, ke depan aksi korporasi perseroan tidak hanya akan berhenti di penawaran perdana saja dan manajemen akan selalu mengedepankan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dalam menjalankan perseroan.

Cakra Buana berharap dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pengambilan keputusan strategis dan aktivitas operasional yang handal seiring dengan visi Perseroan untuk menjadi yang terdepan dalam pengelolaan armada kapal di bidang industri energi kancah nasional dan internasional.

Selain itu, perusahaan dengan kode ticker CBRE itu juga berharap guna mencapai visi tersebut, perseroan mampu menjalankan misi yang ditetapkan, yaitu:

Penggunaan Dana IPO

Dalam gelaran IPO, CBRE meraup dana segar Rp79,70 miliar.

Rencananya, dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan oleh Cakra Buana sebagai berikut.

Pertama, sekitar 40,00% dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum akan digunakan oleh Perseroan untuk mendukung rencana pembiayaan Belanja Modal atau Capital Expenditure (capex) berupa penambahan 1 set kapal Tug & Barge dengan ukuran 300 ft.

Kedua, sekitar 60,00% akan dipergunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan secara umum.

Ketiga, sedangkan dana yang diperoleh dari Pelaksanaan Waran Seri I selanjutnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan secara umum.

‘Orang’ Happy Hapsoro di Balik Cakra Buana

Menilik ‘jeroan’ prospektus IPO CBRE, disebutkan bahwa pemegang saham pengendali dan pemilik manfaat (beneficial owner) adalah Suganto Gunawan melalui kepemilikan tidak langsung di perusahaan melalui PT Omudas Investment Holdco.

Informasi saja, PT Omudas Investment Holdco menguasai 61,13% saham CBRE pasca-IPO. Sedangkan, Suganto Gunawan sendiri memiliki 51,00% saham Omudas.

Usut punya usut, Suganto Gunawan memiliki ‘irisan’ relasi atawa circle dengan suami Ketua DPR RI Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro lewat emiten perhotelan PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT).

Sebagai informasi, Happy Hapsoro via PT Basis Utama Prima memiliki 40,00% saham mayoritas PSKT.

Nah, Suganto Gunawan, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama CBRE, pernah mengemban posisi Komisaris Independen PSKT selama periode 2014-2021.

Hapsoro sendiri sempat menjadi Komisaris Utama PSKT sebelum akhirnya mengundurkan diri pada Agustus 2021, bersamaan dengan pengunduran diri Suganto Gunawan.

Selain Suganto, Komisaris CBRE Suwito juga merupakan petinggi Red Planet. Suwito menjabat sebagai Direktur Utama PSKT sejak 2014 hingga saat ini.

Adapun, dalam prospektus dijelaskan, Suwito telah menjabat sebagai Komisaris CBRE sejak 2016.

Lebih lanjut, Suwito merupakan founder PT Republik Capital Indonesia dengan kepemilikan hingga 99,9% saham.

PT Republik Capital Indonesia sendiri adalah salah satu pemegang saham CBRE dengan porsi 11,30% pasca-IPO.

Tidak hanya dua nama di muka, Komisaris Independen CBRE Rivolinggo Pamudji juga memiliki koneksi dengan PSKT.

Rivolinggo menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha PSKT sejak 2020 hingga saat ini.

Sebelumnya, Rivolinggo juga pernah menjabat sebagai Direktur Independen PSKT selama 2014-2020. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE