Emiten Rokok Dihantam Cukai, Saham HMSP Masih Potensial
Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dinilai masih potensial dalam jangka panjang dengan potensi pelonggaran cukai hingga inovasi produk IQOS.
IDXChannel - Industri rokok nasional tertekan akibat kebijakan cukai pemerintah yang terlalu berlebihan, sehingga berpotensi memicu aksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.
Analis Sucor Sekuritas Niko Pandowo menyebut, kebijakan cukai saat ini telah membuat resah para petani tembakau. Harga rokok dinilai semakin tak terjangkau meski secara nominal harganya masih menjadi yang terendah di dunia.
Pemerintah, kata Niko, seharusnya tidak lagi memakai nominal harga rokok sebagai acuan keterjangkauan, namun menggunakan harga satu batang rokok dibanding PDB per kapital.
"Sebagai contoh, harga 20 batang rokok Marlboro dibanding PDB per kapita setara 52, yang berarti 3,5 hingga 3 kali lebih mahal daripada harga rokok di Singapura, Jepang, dan Korea Selatan," katanya lewat riset dikutip Rabu (7/8/2024).
Menurut Niko, kebijakan cukai yang agresif dalam beberapa tahun terakhir bisa memicu PHK di level bawah. Pasalnya, industri ini menyerap 6 juta tenaga kerja, sehingga dia pun menilai pemerintah akan mempertimbangkan hal ini dalam kebijakan cukai tahun depan.
"Ada peluang pemerintah akan mendengarkan para petani tembakau soal penerapan cukai yang agresif dalam beberapa tahun terakhir. Kami lihat ada peluang kenaikan cukai lebih rendah atau tidak sama sekali di 2025," katanya.
Niko mengatakan, cukai yang lebih moderat akan menguntungkan kinerja PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) meski performa perusahaan rokok Philip Morris itu tertekan pada kuartal II-2024.
"Kami tetap memandang positif HMSP karena tiga faktor. Pertama, segmen SKT (Sigaret Kretek Tangan) yang menjadi natural hedging. Kedua, potensi IQOS yang sangat menjanjikan dalam jangka panjang. Ketiga, HMSP akan diuntungkan lewat uptrading jika daya beli pulih," katanya.
Sucor memproyeksikan pendapatan HMSP bisa mencapai Rp121 triliun pada tahun ini dengan laba bersih Rp7,5 triliun. Sementara EPS-nya Rp64,8.
Dengan asumsi tersebut, Niko menetapkan target harga HMSP Rp1.565 per saham dengan potensi upside 130 persen pada harga saat ini sebesar Rp680.
Saat ini, harga saham HMSP diperdagangkan di level price earning ratio (PER) 10,5x, yang tak lain merupakan titik terendah dalam satu dekade terakhir. Dia menyebut, saham HMSP seharusnya diperdagangkan di level 21,3 kali berdasarkan model Discounted Cash Flow (DCF) Sucor Sekuritas.
(Rahmat Fiansyah)