Fenomena Window Dressing Berlanjut, IHSG Diprediksi Dekati 6.700
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak positif di akhir tahun ini dan mendekati level 6.700.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak positif di akhir tahun ini dan mendekati level 6.700.
Direktur PT Panin Asset Management, Rudiyanto mengungkapkan bahwa fenomena Window Dressing akan berlanjut pada tahun ini. Hal itu mengingat sejak 10 tahun terakhir, statistik IHSG di Desember selalu positif bahkan menembus 6,78 persen.
"Menurut saya indeks tahun ini akan melanjutkan fenomena window dressing artinya bulan Desember masih akan positif mendekati 6.700," ujarnya dalam Market Update Panin tentang Window Dressing dan Prospek 2022, Kamis (2/12/2021).
Menurut Rudi, laporan keuangan Perseroan yang sudah banyak keluar dapat menjadi sentimen pergerakan IHSG. Apalagi, emiten batu bara seperti BUMI hingga Adaro mencetak laba yang lumayan besar.
"Nah yang beberapa hari ini menggerakkan market itu adalah laporan keuangan dari batu bara. Orang kaget BUMI dari rugi tahun lalu jadi untung USD63 juta atau setara Rp1 triliun, karena harga obligasi bagus jadi dapet Rp1 triliun," ungkap Rudi.
"Adaro, ITMG itu lebih gila lagi, untungnya kalo ga salah USD280 juta atau hampir Rp4 triliun, itu sembilan bulan doang nah karena harga batu bara yang bagus kalau kita sebagai petambang batu bara itu tidak langsung karena pakai kontrak jadi tidak bisa harga naik hari ini, baru terealisasi ke petambang 3 - 6 bulan atau bahkan lebih lama," imbuhnya.
Khusus untuk bulan Desember ini laporan keuangan yang positif bisa menggerakkan pasar. Kemudian sekarang terjadi sector rotation, hari ini batu bara naik karena laporan keuangan bagus tapi kemarin telekomunikasi dan infrastruktur.
"Jadi kalau di reksa dana Panin kita lihat seperti Panin Dana Infra Syariah itu performance nya mengikuti market bahkan lebih tinggi dari market, karena terjadi sector rotation. Laporan keuangan dari telekomunikasi juga bagus-bagus, yang tadinya bank digital, kesehatan, itu semua kan banyak saham gorengan ya baru masuk perbankan," jelasnya.
Mitratel banyak yang bilang mahal, menurut Rudi, yang diuntungkan adalah induknya yaitu Telkom. Artinya dia berhasil jual Mitratel dengan harga tinggi.
"Nah kebetulan reksadana kami dengan Telkom dan anaknya membuat bobot yang agak bagus jadi sedang terjadi sector rotation dan dua minggu atau satu bulan terakhir sector rotation juga masuk ke telekomunikasi dan infrastruktur, nah itu menurut saya tetap mendorong indeks sampai akhir tahun," kata Rudi. (RAMA)