Fitch Pertahankan Peringkat AA- Bank BJB (BJBR) dengan Outlook Stabil
Peringkat tersebut mencerminkan risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan penerbit atau kewajiban lain.
IDXChannel - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mempertahankan peringkat AA- untuk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) atau Bank bjb dengan outlook stabil.
Dalam laporan terbaru Fitch Ratings, Selasa (21/10/2025), peringkat tersebut mencerminkan risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan penerbit atau kewajiban lain.
Hal ini seiring dengan probabilitas moderat dukungan pemerintah daerah maupun pusat apabila bank menghadapi kesulitan.
BJB disebut memiliki pangsa deposito sekitar 1,7 persen terhadap total sistem perbankan per Juni 2025. Selain itu, Upaya BJB memperluas kepemilikan saham di sejumlah BPD lain melalui pembentukan kelompok usaha bank juga meningkatkan keterkaitan sistemik dan signifikansi perannya di industri perbankan nasional.
"BJB memiliki jangkauan domestik moderat dengan pangsa pasar besar di provinsi Jawa Barat dan Banten," tulis Fitch Ratings.
Keterkaitan dengan pemerintah daerah dan pusat memungkinkan bank ini menyalurkan volume besar kredit dengan risiko rendah, seperti kredit pegawai dan pensiunan, serta memperkuat akses pendanaan dari entitas pemerintah daerah.
Namun, rasio kredit bermasalah (NPL) BJB tercatat naik menjadi 2,6 persen per Juni 2025, dibandingkan rata-rata empat tahun terakhir sebesar 1,7 persen. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan NPL di segmen korporasi dan komersial.
Fitch menilai, potensi kenaikan lanjutan masih dapat terkendali karena porsi besar kredit gaji dengan sistem pemotongan langsung dari rekening gaji.
Selain itu, margin bunga bersih (NIM) BJB diperkirakan akan membaik seiring penurunan suku bunga acuan domestik. Struktur pendanaan BJB yang sensitif terhadap suku bunga diproyeksikan memberikan ruang bagi pemulihan profitabilitas pada paruh akhir 2025.
Permodalan dan risiko penurunan peringkat
Fitch memperkirakan BJB akan mempertahankan buffer permodalan yang memadai, meskipun rasio Common Equity Tier 1 (CET1) sebesar 14 persen per Juni 2025 masih di bawah rata-rata industri yang berada di level 21 persen.
Fitch menambahkan, penurunan peringkat dapat terjadi jika profil kredit BJB melemah secara signifikan dibanding entitas lain di Indonesia. Risiko ini bisa muncul akibat penurunan dukungan pemerintah pusat serta memburuknya kualitas aset tanpa diimbangi peningkatan pencadangan atau permodalan tambahan.
Sebaliknya, kenaikan peringkat dapat dipertimbangkan apabila dukungan pemerintah terhadap sistem perbankan meningkat, atau profil bisnis dan profitabilitas BJB menunjukkan penguatan signifikan secara berkelanjutan.
(DESI ANGRIANI)