Fokus Restrukturisasi, Pendapatan Usaha Waskita Karya (WSKT) Naik 14,58 Persen
PT Waskita Karya (Persero) Tbk tetap berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan usaha hingga 14,58 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY).
IDXChannel - Meskipun masih fokus terhadap proses restrukturisasi akibat dampak dari pandemi Covid-19, namun PT Waskita Karya (Persero) Tbk tetap berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan usaha hingga 14,58 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Tren positif tersebut paling besar dikontribusi oleh pendapatan jasa konstruksi dan jalan tol. Pendapatan asset recycling juga sesuai target dengan keuntungan sebesar Rp 2,65 triliun.
"Transformasi bisnis yang telah dijalankan dengan lean juga berdampak positif bagi perseroan dengan beban usaha yang turun signifikan pada tahun 2021," ungkap Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, dalam siaran persnya, Jumat (20/5/2022).
Penurunan beban usaha ini berasal dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 68,22 persen YoY, penurunan beban penjualan sebesar 88,08 persen YoY serta penurunan beban umum dan administrasi sebesar 47,89 persen YoY.
Beban keuangan utang lama juga mengalami penurunan sebesar 36,49 persen YoY pada kuartal IV-2021 dengan adanya Master Restructuring Agreement (MRA) dan pembayaran sebagian pokok utang di tahun 2021.
Jumlah aset pada 2021 sebesar Rp103,60 triliun, atau meningkat sebesar 2,81 persen YoY disebabkan oleh peningkatan aset lancar dalam bentuk kas yang berasal dari PMN dan rights issue tahun 2021.
Di sisi lain, aset tidak lancar mengalami penurunan disebabkan oleh transaksi asset recycling yang dilakukan oleh Perseroan selama 2021. Perseroan juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp88,14 triliun, atau menurun sebesar 1,34 persen YoY disebabkan oleh penurunan utang usaha.
Ekuitas WSKT sebesar Rp15,46 triliun, atau meningkat sebesar 35,28 persen YoY. Kemampuan likuiditas perusahaan pada 2021 juga menunjukkan tren membaik dengan masih positifnya arus kas dari operasional, proceeds dari asset recycling pada aktivitas investasi, serta dukungan proceeds rights issue pada aktivitas pendanaan.
"Pada 2022 perseroan akan lebih fokus pada perolehan kontrak baru dengan target Rp30 triliun, penyelesaian proyek tertunda, melanjutkan restrukturisasi secara grup dan melanjutkan strategic partnership dengan para investor, termasuk INA untuk melakukan asset recycling," tutur Destiawan. (TYO)