MARKET NEWS

Garuda (GIAA) Gelar RUPS, Peter Gontha Mundur Atau Dicopot?

Tim IDXChannel 13/08/2021 10:48 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020.

Garuda (GIAA) Gelar RUPS, Peter Gontha Mundur Atau Dicopot? (FOTO: Instagram Peter Gontha)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020. Salah satu yang menjadi sorotan adalah posisi komisaris Garuda yakni Peter Gontha yang bakal memilih mundur atau dicopot oleh pemegang saham.

Pasalnya, beberapa hari sebelum RUPS digelar hari ini, Peter F Gintha sudah mengirimkan sinyal kalau dirinya akan meninggalkan jajaran dewan komisaris maskapai plat merah tersebut.

Mengutip akun Instagram pribadinya. Dia membagikan foto kebersamaan dengan komisaris Garuda Indonesia lainnya seperti Elisa Lumbantoruan, Triawan Munaf, Zannuba Arifan alias Yenny Wahid dan Chairal Tanjung dan memberikan caption bahwa sosok yang berada di tengah foto tersebut akan diberhentikan. Dalam potret tersebut, sosok yang berada di tengah foto adalah Peter Gontha.

"Foto ini saya terima dari Pak Triawan Munaf. 5 (lima) anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia. Yang pasti yg Tengah tanggal 14 Agustus akan berhenti / diganti / diberhentikan. Terima kasih atas kepercayaannya selama ini," tulis Peter Gontha seperti dikutip, Jakarta, Minggu (8/8/2021).

Sebelumnya, Peter Gontha meminta manajemen Garuda untuk memberhentikan pembayaran gaji atau honorarium untuk komisaris. Permintaan tersebut ditujukan kepada Dewan Komisaris Garuda Indonesia dan ditembuskan kepada Direktur Keuangan Garuda Indonesia yang ditulis pada sebuah surat.

“Maka kami mohon, demi sedikit meringankan beban perusahaan, untuk segera, mulai bulan Mei 2021, yang memang pembayarannya ditangguhkan, memberhentikan pembayaran honorarium bulanan kami sampai rapat pemegang saham mendatang,” tulisnya dalam surat tersebut, Rabu (2/6/2021).

Sementara itu, Garuda Indonesia sendiri sudah mencatat kerugian pada Maret 2020 sebesar 120,16 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,7 triliun. 

Keuangan emiten pelat merah tersebut terus terkontraksi hingga kuartal I-2021, dimana, perusahaan mencatatkan kenaikan rugi bersih per 31 Maret 2021 sebesar USD384,34 juta atau setara dengan Rp5,57 triliun, naik 219,86 persen dari periode yang sama tahun lalu. 

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD353,07 juta atau turun 54,03 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD768,12 juta dengan rugi per saham dasar 0,01485 USD

Adapun pendapatan usaha Perseroan terdiri atas penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan lainnya. Penerbangan berjadwal menyumbang terbesar ke pendapatan sebesar 278,22 juta USD atau lebih rendah dari sebelumnya 654,52 juta USD.

Kemudian, penerbangan tidak terjadwal tercatat USD22,78 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya 5,31 juta USD, dan lainnya tercatat USD52,06 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD108,27 juta.

GIAA mencatatkan adanya kenaikan beban pemeliharaan dan perbaikan di kuartal I-2021 menjadi 159,73 juta USD dibanding periode yang sama tahun lalu 128,52 juta USD. Sementara itu, beban operasional penerbangan turun menjadi 392,25 juta USD dari sebelumnya 525,65 juta USD, dan beban umum dan administrasi turun menjadi 46,25 juta USD dari sebelumnya 72,45 juta USD.

Manajemen Garuda menjelaskan, grup mengalami kerugian sebesar 385,4 juta USD dan liabilitas jangka pendek grup melebihi aset lancarnya sejumlah 4,07 miliar USD dan Grup mengalami defisiensi ekuitas sebesar 2,32 miliar USD. (RAMA)

SHARE