Gegara Powell, Indeks Saham Global Merah Padam
Merespons sentimen Powell, sejumlah pasar saham utama dunia terpantau mengalami penurunan dalam perdagangan Selasa (7/3) hingga Rabu hari ini (8/3).
IDXChannel - Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menjadi perbincangan publik setelah agendanya melakukan pertemuan dengan anggota kongres negeri Paman Sam, Selasa, (7/3).
Hasil pertemuan Powell dengan Kongres AS mengisyaratkan beberapa poin penting. Di antaranya adalah kenaikan lanjutan suku bunga yang tak terhindarkan, potensi hilangnya 2 juta pekerjaan di AS, permintaan untuk menaikkan plafon utang pemerintah AS, hingga inflasi utama yang sedikit diluar ekspektasi.
Powell juga masih dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan Kongres pada Rabu malam (8/3) untuk memberikan sejumlah pernyataan.
Sinyal hawkish yang dilemparkan Powell diprediksi akan terus berlanjut. Pada Selasa tengah hari (7/3), CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 67,5% untuk kenaikan setengah basis poin (50 Bps) pada pertemuan The Fed 21-22 Maret mendatang.
Respons Pasar
Merespons sentimen ini, sejumlah pasar saham utama dunia terpantau mengalami penurunan dalam perdagangan Selasa (7/3) hingga Rabu hari ini (8/3).
Bursa Wall Street menutup perdagangan dengan indeks utama memasuki garis merah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melorot 1,72% atau turun 574,98 poin pada perdagangan kemarin (7/3) waktu setempat. Sementara kinerja S&P500 juga tak terlalu menggembirakan turun 1,53% dan indeks Nasdaq Composite turun 1,25%.
Di Asia, perdagangan saham ditutup memerah kecuali pada indeks Nikkei 225 Jepang yang meningkat tipis 0,48%. Indeks Hong Kong, Hang Seng terpuruk paling dalam dengan penurunan 2,22%. Sedangkan, indeks Shanghai Composite di China turun 0,27%.
Di bursa negara tetangga Singapura, indeks Strait Times anjlok 0,5% diikuti IHSG yang turun 0,47%. Di bursa Korea Selatan, indeks KOSPI turun 1,33%. Adapun di bursa Australia, indeks ASX 200 turun 0,77%. (Lihat tabel di bawah ini.)
Dalam testimoninya, Powell mengatakan kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Berita itu membuat investor terguncang, dengan ketiga indeks utama Wall Street turun tajam. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga setengah testimoni Powell, bergeser dari probabilitas 30% menjadi hampir 70% hingga penutupan hari kemarin, menurut CME FedWatch Tool.
Imbal hasil Treasury atau obligasi pemerintah melonjak dan mencapai level tertinggi sejak 2007. Indikator resesi utama juga dipicu pada perdagangan Selasa karena imbal hasil obligasi Treasury 2 tahun turun di bawah nota Treasury 10 tahun, sebuah tanda bahwa investor khawatir tentang masa depan ekonomi AS.
Sikap The Fed menunjukkan bahwa meskipun konsumen terus berbelanja pada Januari, mereka mengambil utang yang jauh lebih sedikit daripada yang diperkirakan para ekonom.
Di beberapa emiten, saham bank turun karena investor khawatir suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan resesi. Saham JPMorgan Chase turun hampir 3%, saham Bank of America turun 3,2% dan saham Wells Fargo turun 4,7%. (ADF)