Gelar Private Placement, Impack Pratama (IMPC) Incar Dana Segar Rp325 Miliar
IMPC bakal menerbitkan 100 juta saham baru, atau setara dengan 2,07 persen dari keseluruhan saham perusahaan.
IDXChannel - PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) mengumumkan rencananya untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD), atau biasa disebut private placement.
Sebagaimana dilansir lewat keterbukaan informasi perusahaan, pada Senin (7/11/2022), produsen sekaligus distributor bahan bangunan dan bahan plastik itu bakal menerbitkan 100 juta saham baru, atau setara dengan 2,07 persen dari keseluruhan saham perusahaan.
Rencananya, saham baru tersebut bakal dilego dengan harga Rp3.250 per saham. Dengan begitu, perusahaan bakal mendapatkan dana segar sebesar Rp325 miliar dari keseluruhan aksi private placement, sekaligus menambah jumlah saham beredar IMPC menjadi 4,94 miliar.
Nantinya, dana hasil rights issue sepenuhnya akan dipakai secara bertahap untuk ekspansi, pembelian mesin, tanah dan bangunan pabrik baru di KITB, serta modal kerja.
"Kami berharap investasi ini akan menghasilkan kinerja positif pada tahun 2024 yang akan datang. Selain memperkuat struktur permodalan perseroan, penerbitan saham baru dari PMTHMETD ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham perseroan," ujar Direktur Utama IMPC, Haryanto Tjiptodihardjo, dalam keterangan resminya, Senin (7/11/2022).
Menurut Haryanto, PT Harimas Tunggal Perkasa (HTP) selaku pemegang saham utama IMPC telah mengkonfirmasi kesediaannya untuk menyerap sedikitnya 78,08 juta lembar saham baru dari proses private placement tersebut. Kesediaan tersebut merupakan bentuk komitmen dan dukungan pemegang saham terhadap pengembangan bisnis IMPC ke depan, yang diyakini semakin prospektif.
Prospek bisnis tersebut, salah satunya didasarkan pada realisasi kinerja perusahaan hingga triwulan III-2022, di mana perusahaan sukses meraup nilai pendapatan hingga Rp2 triliun. Nilai tersebut melonjak 28,1 persen dibanding realisasi pendapatan pada periode sama tahun lalu, yang sebesar Rp1,6 triliun saja.
Atas capaian tersebut, IMPC berhasil menyisihkan laba bersih sebesar Rp206 miliar, atau tumbuh sebesar 30,3 persen dibanding realisasi laba hingga triwulan III-2021 lalu, yang sebesar Rp158 miliar.
"Nilai laba bersih sembilan bulan kami sudah hampir mencerminkan realisasi setahun penuh 2021 lalu. Karena itu, manajemen optimistis bakal mampu melampaui target 2022 yang ditentukan, yaitu pendapatan senilai Rp2,6 triliun dan target laba bersih sebesar Rp260 miliar," tutur Haryanto.
Moncernya kinerja tersebut, dikatakan Haryanto, karena sejak awal September lalu IMPC telah mulai memproduksi plafon uPVC yang dipasarkan dengan merek Alderon dan Adaron. Sebelumnya, perusahaan juga telah menempatkan mesin dengan kapasitas 3.000 ton per tahun di pabriknya, di Gaharu, Cikarang Selatan.
"Sudah terutilisasi penuh sejak bulan pertama produksi," tutur Haryanto.
Saat ini IMPC tengah berencana menggandakan kapasitas mesin plafon uPVC pada triwulan II tahun depan, yang akan ditempatkan di pabrik Gaharu. Rencana ekspansi tersebut merupakan kelanjutan dari pengembangan bertahap yang telah dicanangkan pada paparan publik tahunan ini.
"Pasar menerima baik produk plafon kami. Kami meluncurkan dua merek sekaligus untuk menjangkau seluruh segmen pasar di Indonesia. Kami berencana menambah mesin lagi di pabrik baru kami yang akan berlokasi di KITB (Kawasan Industri Terpadu Batang), Jawa Tengah, di tahap ketiga. Diperkirakan pada triwulan IV-2023 sudah bisa mulai beroperasi," tegas Haryanto.
Rencana peningkatan kapasitas pabrik tidak berhenti sampai di situ. IMPCS disebut Haryanto juga akan menambahkan kapasitas mesin atap uPVC di Rungkut, Jawa Timur, berkisar 25 persen sebelum akhir 2022. (TSA)