Gelar RUPST, Nusa Konstruksi (DGIK) Sampaikan Alasan Revisi Lapkeu
Menurut pihak manajemen, koreksi dan perubahan laporan keuangan semata-mata untuk memenuhi standar akuntansi yang berlaku.
IDXChannel - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) baru saja rampung menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan, pada Selasa (27/6/2023).
Rapat tersebut membahas sejumlah hal penting terkait kinerja dan proyeksi bisnis perusahaan ke depan.
Tak terkecuali, manajemen DGIK juga menyampaikan latar belakang dilakukannya revisi Laporan Keuangan untuk periode triwulan I-2023 lalu.
Menurut pihak manajemen, koreksi dan perubahan laporan keuangan semata-mata untuk memenuhi standar akuntansi yang berlaku.
"Kami menyampaikan nilai persediaan naik dari sebelumnya Rp20.675.056.988,00 menjadi Rp26.103.384.894,00, yang disebabkan ada penggunaan material yang sudah keluar dari gudang persediaan, namun menjadi beban kontrak. Tetapi penggunaan material tersebut belum ada progress-nya di lapangan," ujar Direktur Utama DGIK, Heru Firdausi, dalam keterangan resminya, usai pelaksanaan RUPST, Selasa (27/6/2023).
Demikian juga pencatatan uang muka pengadaan material sebagai beban kontrak, menurut Heru, mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp29.731.357.676,00 menjadi Rp34.651.334.769,00.
Menurut Heru, kenaikan ini lantaran pencatatan uang muka pengadaan material sebagai beban kontrak, sehingga berdampak pada meningkatnya laba perseroan.
Sebagai salah satu parameter kenaikan ini, Heru menjelaskan, terjadi karena pekerjaan yang dikerjakan oleh perseroan saat ini didominasi proyek pengerjaan infrastruktur (jalan tol).
Didukung dengan peralatan berat yang sebagian besar milik sendiri dan sudah dikuasainya, sumber material dapat membuat perseroan melakukan efisiensi pada biaya pekerjaan.
Sebagaimana diketahui, pelaku pasar dan pemegang saham minoritas sempat memprotes aksi revisi laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen DGIK.
Pasalnya, dalam revisi yang dilakukan manajemen DGIK disebut telah 'menyulap' perolehan kinerja perusahaan, yang semula tercatat rugi, menjadi berhasil meraup laba bersih pada laporan keuangan pasca revisi.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, secara tertulis mengemukakan bahwa langkah yang dilakukan oleh jajaran manajemen DGIK adalah hal yang wajar dalam penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
"Kami melihat aksi korporasi yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi pada laporan keuangan akibat penyesuaian stok (persediaan) bahan material dengan aplikasi pemakaian bahan tersebut pada struktur bangunan, termasuk gedung dan sarana infrastruktur lain termasuk jalan raya dan jembatan, adalah hal yang wajar," ujar Alfred.
Perubahan komposisi laporan keuangan yang sifatnya merupakan laporan publik dari penyesuaian antara stok (persediaan) dengan penggunaannya di lapangan dapat menjadi beban, atau susut karena masa pakai bahkan sebaliknya menjadi laba apabila masuk dalam perhitungan akuntansi barang yang dialihkan penggunaannya, papar Alfred.
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi dan telah berpengalaman menggarap sejumlah proyek maupun bangunan penting dan potensial di negeri ini, maka faktor resiko dan daya tahan bangunan menjadi indikator utama yang menjadi perhatian penting dari perusahaan ini.
"Itu sebabnya dalam proses kesesuaian antara pencatatan administrasi stok material bangunan dengan aplikasi penggunaan dalam struktur bangunan, menjadi isu utama (poin penting) di sektor ini, tegas Alfred. (TSA)