MARKET NEWS

Genjot Kinerja di Akhir 2023, Astra Otoparts (AUTO) Gencar Jajaki Peluang Ekspor

Cahya Puteri Abdi Rabbi 15/11/2023 16:20 WIB

Penurunan pendapatan ekspor perseroan disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain, pengaruh pandemi Covid-19 yang masih dirasakan berbagai negara.

Genjot Kinerja di Akhir 2023, Astra Otoparts (AUTO) Gencar Jajaki Peluang Ekspor (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) gencar menjajaki peluang ekspor untuk memacu kinerja perseroan. Pasalnya, hingga kuartal III 2023, pendapatan ekspor perseroan mengalami penurunan sebesar 4,59% menjadi Rp1,13 triliun, dari sebelumnya Rp1,19 triliun.

“Kami akan terus mencari negara tujuan ekspor baru, khususnya di kawasan Asia yang memiliki prospek besar. Kami fokus ke negara tertentu yang situasi ekonomi dan pasarnya cukup baik,” kata Direktur AUTO, Tujuh Martogi Siahaan dalam paparan publik secara daring pada Rabu (15/11/2023).

Adapun, penurunan pendapatan ekspor perseroan disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain, pengaruh pandemi Covid-19 yang masih dirasakan berbagai negara, utamanya negara tujuan ekspor perseroan. Kemudian, situasi ekonomi di negara-negara tujuan ekspor perseroan yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi.

Selain itu, memasuki era elektrifikasi, terjadi perubahan tren  di mana banyak negara lebih membidik peluang kerja sama yang berkaitan dengan elektrifikasi seperti kendaraan listrik. Hal itu, kata Martogi, menimbulkan persaingan yang ketat di antara perusahaan otomotif.

“Namun secara keseluruhan, total penjualan kami masih mengalami peningkatan. Jadi ada perubahan komposisi, di mana domestiknya naik,” imbuh Martogi.

Per September 2023, AUTO membukukan pendapatan sebesar Rp14,08 triliun, tumbuh 4,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,49 triliun. Secara rinci, pendapatan domestik mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp8,09 triliun dan ekspor sebesar Rp1,13 triliun.

Di samping itu, laba bersih perseroan juga melesat 57,7% menjadi Rp1,31 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp832 miliar. Kenaikan tersebut utamanya disebabkan oleh pendapatan yang lebih tinggi dari pabrikan otomotif atau original equipment manufacturer (OEM). 

(SAN)

SHARE