GOTO Perkuat Ekosistem Pembiayaan, Bank Jago (ARGO) Ketiban Cuan
Strategi tersebut adalah optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha, serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.
IDXChannel - PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya memaksimalkan kolaborasi di dalam ekosistem yang dimiliki.
Salah satunya dengan memperkuat ekosistem pembiayaan bersama PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Langkah ini diharapkan dapat turut menopang target percepatan profitabilitas, di mana perusahaan diharapkan sudah bisa membukukan breakeven adjusted EBITDA setidaknya pada triwulan IV-2023 mendatang.
Strategi tersebut adalah optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha, serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.
"Salah satu cara GOTO untuk meningkatkan pendapatan di tengah masa penurunan beban adalah dengan memilih lini-lini bisnis yang memiliki profit margin tinggi. Lini bisnis ini yang kemudian akan kami utamakan," ujar Presiden Unit Bisnis Financial Technology GOTO, Hans Patuwo, pekan lalu.
Strategi ini dipilih, menurut Hans, lantaran tidak semua layanan atau fitur GOTO yang menghasilkan pendapatan yang sama.
"GOTO Finansial berpotensi menghasilkan margin tinggi, karena pendapatan bersumber dari bunga atai interest dan provisi," tutur Hans.
Salah satu contoh layanan unggulan di GoTo Financial adalah produk pembiayaan, GoPaylater Cicil yang diluncurkan pada tahun lalu. Produk ini memiliki bouncing rate yang lebih efektif.
"Dengan begitu pendapatan bisa meningkat, walau biaya tetap," ungkap Hans.
Dalam produk GoPayLater Cicil, customer dapat membeli barang di Tokopedia dan mengubah tagihan menjadi cicilan dengan pilihan 1 bulan sampai 12 bulan.Pengguna GoPayLater Cicil dapat menyesuaikan tenor pembayaran serta limit pinjaman.
Dalam produk ini, GOTO telah menggandeng Bank Jago sebagai mitra strategis dalam sumber pendanaan. Dengan demikian, peningkatan kinerja GoPaylater Cicil akan berdampak langsung terhadap kinerja pembiayaan Bank Jago.
Sementara, Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei, mengatakan kolaborasi GOTO dan Bank Jago akan berdampak positif pada peningkatan market share kedua entitas dan sekaligus efektif mempertahankan customer existing.
"Tentu dengan kolaborasi yang baik antar GOTO dan ARTO bisa menjadi dampak positif," ujar Jono, dalam kesempatan terpisah.
Sedangkan, Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan, menilai Bank Jago berpotensi menikmati pertumbuhan tinggi sejalan dengan ambisi GOTO dalam menggenjot bisnis finansial.
"Pada konteks ini, ambisi GOTO di bisnis lending bisa berdampak signifikan. Sumber pemasukan tidak lagi hanya bersumber dari komisi atas transaksi, juga margin, interest/bunga dan provisi. GOTO tidak sulit mewujudkannya karena mereka punya Bank Jago sebagai backbone," ujar Farras.
GOTO diprediksi akan memaksimalkan dukungan finansial Bank Jago. Selain karena GOTO memiliki 21 persen saham Bank Jaggo, dukungan akan maksimal lantaran bank ini memiliki DNA yang sama dan ditopang teknologi yang mumpuni.
"Mereka berada dalam ekosistem yang sama dan diikat oleh kepemilikan saham. Agak aneh kalau integrasi keduanya tidak tercapai. Dua duanya rugi," tutur Farras.
Bank Jago merupakan pelopor bank digital di Indonesia dan beroperasi dengan 4 buah cabang. Bank yang dikendalikan oleh bankir senior Jerry Ng ini menyalurkan pinjaman dengan konsep partnership lending atau kerja sama pembiayaan dengan sejumlah mitra fintech, perusahaan multifinance, dan lembaga keuangan digital lainnya.
Dengan model bisnis ini, Bank Jago bisa menyalurkan pembiayaan secara cepat, risiko terukur, dan biaya yang rendah. Hal ini mendorong Bank Jago mencatatkan profit pada tahun lalu, setelah 6 tahun berturut-turut mencatatkan rugi.
Berdasarkan Laporan Keuangan Bulanan November 2022, kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mampu tumbuh 81,6 persen menjadi Rp8,74 triliun dari setahun sebelumnya Rp4,81 triliun.
Pertumbuhan ini tujuh kali lipat lebih tinggi dari rerata industri perbankan yang tercatat 11,16 persen.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga melesat bahkan melampaui pertumbuhan kredit. DPK tumbuh hampir 2 kali lipat, dari Rp3,34 triliun di November 2021 menjadi Rp 6,61 triliun pada November 2022.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, pendapatan bunga dari emiten bank digital ini tumbuh 150 persen menjadi Rp1,36 triliun.
Namun didukung dengan dana murah yang kuat, beban bunga terjaga cukup rendah, hanya Rp129,35 miliar, naik 141 persen secara tahunan. Produk tabungan dan giro (current account saving account) mendominasi DPK hingga 60,24 persen.
Dengan kinerja tersebut, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Jago menembus Rp1,23 triliun, naik 151 persen secara tahunan. Secara keseluruhan, laba bersih ikut melesat 977 persen menjadi Rp47,37 miliar. (TSA)