MARKET NEWS

Grup Bakrie VKTR Mau IPO, Bidik Dana Rp1,14 Triliun

Aldo Fernando - Riset 25/05/2023 14:34 WIB

Perusahaan kendaraan listrik (EV) Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk akan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Grup Bakrie VKTR Mau IPO, Bidik Dana Rp1,14 Triliun. (Foto: VKTR)

IDXChannel – Perusahaan kendaraan listrik (EV) Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk akan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,75 miliar saham.

Menurut prospektus singkat, terbit pada Kamis (25/5/2023), jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.

Perusahaan yang akan menggunakan kode ticker VKTR ini mematok harga penawaran berkisar antara Rp100 sampai Rp130 per saham. Dengan harga tersebut, VKTR berpotensi meraup dana IPO sebanyak-banyaknya sebesar Rp1,14 triliun.

Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan oleh perusahaan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), penyertaan modal ke anak usaha, pelunasan utang, hingga modal kerja dan/atau operational expenditure (OPEX).

Adapun, rincian penggunaan dana tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Sekitar 39,93% dari dana akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal atau Capital Expenditure (CAPEX).
  2. Sekitar 11,59% dari dana akan diberikan kepada Perusahaan Anak, PT Bakrie Autoparts (BA), dalam bentuk penyertaan modal untuk pengembangan usaha yang mendukung kegiatan Perseroan.
  3. Sekitar 2,49% atau Rp21.460.000.000 akan digunakan untuk pelunasan utang kepada PT Tambara Tama Mandiri.
  4. Sekitar 1,38% atau USD759.459 akan digunakan untuk pelunasan utang kepada PT Andara Multi Sarana.
  5. Sekitar 44,61% dari dana akan digunakan untuk modal kerja dan Operational Expenditure (OPEX) guna memenuhi kebutuhan operasional, termasuk biaya administrasi umum, pembelian persediaan untuk penjualan bus listrik, truk listrik, dan sepeda motor listrik, serta biaya lainnya.

Dalam hajatan IPO, perusahaan juga melakukan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation atau "ESA") sebanyak-banyaknya 1% dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum, yaitu sebanyak-banyaknya 87.500.000 saham.

Selanjutnya, perusahaan juga melaksanakan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Program atau "MSOP") dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1.312.500.000 saham atau sebanyak-banyaknya 2,91% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham, ESA, dan MSOP.

Bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia, PT Samuel Sekuritas Indonesia, dan Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM). Sedangkan, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Soal jadwal, masa bookbuilding atau penawaran awal berlangsung pada 26 – 31 Mei 2023, perkiraan tanggal efektif 8 Juni 2023, perkiraan masa penawaran umum pada 12-14 Juni 2023, perkiraan tanggal penjatahan pada 14 Juni 2023, dan perkiraan tanggal pencatatan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Juni 2023.

Informasi saja, dengan asumsi terjualnya seluruh saham yang ditawarkan, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan menguasai 45,55 persen saham VKTR pasca-IPO. Kemudian, PT Bakrie Metal Industries 22,05 persen, PT Kuantum Akselerasi Indonesia 12,40 persen, dan masyarakat 20 persen.

Tentang VKTR

Mengutip laman e-ipo.co.id, PT Bakrie Steel Industries didirikan pada November 2007 dan mulai beroperasi di tahun yang sama. Pada Maret 2022, perusahaan mengubah namanya menjadi PT VKTR Teknologi Mobilitas.

Saat ini, kegiatan usaha perusahaan mencakup perdagangan mobil baru, sepeda motor baru, komponen suku cadang, aksesori mobil, industri karoseri kendaraan roda empat atau lebih, kendaraan bermotor listrik, sepeda motor roda dua dan tiga, serta industri pengecoran besi dan baja melalui anak perusahaan.

Perusahaan merupakan salah satu pelopor dalam bidang elektrifikasi transportasi di Indonesia. VKTR mulai menjual bus listrik pada 2018 dan meluncurkan produk bus listrik BYD di IMF/World Bank Conference sebagai langkah awal memperkenalkan bus listrik di Indonesia.

Hingga saat ini, perusahaan masih fokus dalam penjualan business-to-business (B2B) dengan merek bus BYD, Switch Mobility, dan JAC.

Pada 2022, perusahaan menjalin kerja sama dengan TransJakarta untuk penggunaan bus listrik sebagai moda transportasi yang dioperasikan oleh TransJakarta.

Bus yang digunakan perusahaan adalah hasil kerja sama dengan BYD, salah satu produsen bus terbesar di dunia yang berbasis di Cina. Saat ini, perusahaan telah menjual 30 bus listrik kepada Mayasari Bakti yang dioperasikan oleh TransJakarta.

Selain itu, perusahaan juga aktif dalam perdagangan komponen suku cadang, aksesori, dan besi bekas (scrap) di Indonesia sejak 2007. Perseroan mendistribusikan berbagai jenis komponen kendaraan komersial dan alat berat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan kontraktor pertambangan, perkebunan kelapa sawit, dan pengguna lainnya.

Untuk mendukung kegiatan usahanya, perusahaan memiliki tiga anak perusahaan, yaitu PT Bakrie Autoparts (BA), PT Braja Mukti Cakra (BMC), dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM).

BA adalah produsen komponen otomotif yang memasok ATPM besar di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

BMC bergerak di sektor industri suku cadang dan aksesori kendaraan roda empat atau lebih, sedangkan BUMM bergerak di industri pengecoran besi dan baja, menyediakan spare part untuk general casting, otomotif, dan alat berat di pasar domestik.

BA memproduksi berbagai jenis komponen untuk kendaraan komersial seperti bus, pick-up, dan truk dengan berat kotor kendaraan di bawah 5 ton, 5-10 ton, 10-24 ton, dan di atas 24 ton.

Produk BUMM meliputi produk otomotif, general casting, dan alat berat, seperti manifold front, gas line, hub wheel, dan rotor brake.

Sedangkan BMC memproduksi komponen suku cadang untuk kendaraan komersial dan penumpang, seperti drum brake, hub wheel, fly wheel, dan disc brake. (ADF)

SHARE