MARKET NEWS

Harga Batu Bara Anjlok, Sahamnya Jadi Pemberat IHSG

Anggie Ariesta 03/01/2024 17:16 WIB

Sektor energi terutama saham pertambangan batu bara menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan sesi I Rabu (3/1/2024).

Harga Batu Bara Anjlok, Sahamnya Jadi Pemberat IHSG (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sektor energi terutama saham pertambangan batu bara menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan sesi I Rabu (3/1/2024). 

Koreksi saham batu bara terjadi ditengah menurun dalamnya harga komoditas di perdagangan perdana di 2024. Dikutip dari Bulletin IDX 2nd Session Closing Market, IHSG ditutup di zona merah pada sesi I dan II hari ini. 

Pelemahan terjadi karena terdampak aksi profit taking setelah di perdagangan Selasa kemarin IHSG ditutup menembus level tertinggi sepanjang sejarah ke level 7.358.

Sebelumnya, posisi penutupan IHSG sepanjang masa terjadi 13 September 2023 di 7.318,01. Tujuh indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah, salah satunya sektor energi dengan merosot 0,37%.

Saham ADRO terkoreksi 2,41% di level 2.430 per saham, PTBA stagnan di 2.530 per saham, ITMG melemah 2,27%, ADMR tertekan 1,77% di 1.385 per saham, UNTR hari sebelumnya naik signifikan dan hari ini terkoreksi 1,38% di level 23.120 per saham, BYAN terkoreksi 1,5% di level 19.650 per saham.

Koreksi saham batu bara sejalan dengan anjloknya harga batu bara di hari perdana perdagangan 2024. Merujuk pada refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi USD126,15 per ton atau melemah 7,89%.

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif harga batu bara yang turun dalam di tiga hari sebelumnya dan dalam empat hari terakhir, harga batu bara terjun bebas dengan turun mencapai 9,9%.

Pelemahan ini terjadi seiring dengan kebijakan China yang kembali menerapkan tarif impor batu bara yang mulai berlaku tahun ini serta tingginya pasokan batu bara India dan di sepanjang 2023, harga batu bara sudah ambruk 64,85%.

Sementara di tengah pelemahan dalam harga komoditas batu bara di awal tahun, dikutip dari berbagai sumber, analis industri pertambangan Bank Mandiri Ahmad Zuhdi mengatakan, harga batu bara 2024 diproyeksi akan berada di rata-rata di kisaran harga USD117 per ton, jauh di bawah rata-rata sepanjang 2023 yang mencapai USD175 per ton.

Meski turun, proyeksi harga masih di atas level psikologis USD100 per ton, menunjukkan level yang masih lebih tinggi dibanding pra-pandemic dengan catatan permintaan batu bara yang masih stabil.

Sementara di 2025, harga batu bara diproyeksikan kembali menurun dan diperkirakan akan membentuk ekuilibrium harga baru di harga sekitar USD80-USD100 per ton.

Penurunan ini diperkirakan akan dapat terjadi khususnya produksi dari negara eksportir seperti Indonesia dan Australia meningkat lebih cepat dari permintaan.

(DES)

SHARE