Harga Batu Bara Melejit 8,76 Persen, Saham BUMI-ADMR Cs Melesat
Saham batu bara melesat pada pembukaan Selasa (4/4) seiring melambungnya harga komoditas terdampak naiknya harga minyak bumi.
IDXChannel – Saham batu bara melesat pada pembukaan Selasa (4/4) seiring harga komoditas yang terkerek hingga hampir 9 persen.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (4/4) pukul 09.09 WIB, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melambung hingga 3,82 persen menjadi Rp136/saham mengungguli emiten batu bara lainnya.
Menyusul BUMI, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) masing-masing terkerek sebesar 3,69 persen dan 3,74 persen pada pembukaan perdagangan Selasa (4/4).
Tercatat, harga saham ADRO naik menjadi Rp3.050/saham. Sementara, harga saham INDY ikut melesat menjadi Rp2.530/saham.
Selain kedua emiten di atas, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga naik pada perdagangan Selasa (4/4) pagi.
BEI mencatat, harga ABMM dan HRUM masing-masing menguat 3,12 persen dan 3,03 persen, disusul oleh saham BYAN yang tumbuh 2,15 persen.
Selanjutnya, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractors Tbk (UNTR), hingga PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga ikut menguat pada periode ini.
Saham PTBA dibuka menguat 1,73 persen ke level Rp4.110/saham. Sedangkan, saham UNTR dan ITMG juga terapresiasi masing-masing sebesar 1,47 persen dan 1,32 persen.
Terakhir, saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga ikut menguat 0,40 persen menjadi Rp1.240/saham.
Harga Komoditas Naik Seiring Kebijakan OPEC+
Melesatnya saham batu bara pada pembukaan perdagangan Selasa (4/4) tak lepas dari melambungnya harga komoditas yang didongkrak oleh kebijakan OPEC+ dalam memangkas produksi minyak.
Harga batu bara terpantau melonjak 8,76% pada perdagangan Senin (3/4).
Mengutip data Barchart, terpantau, harga batu bara bursa ICE Newcastle untuk kontrak November 2023 naik 19,25 poin ke level USD239,1 per ton.
Ini menjadi kenaikan harga 'emas hitam' pertama kali sejak beberapa minggu terakhir tren menunjukkan penurunan.
Naiknya harga batu bara tersebut sejalan dengan melambungnya harga minyak bumi hingga 6 persen pada perdagangan Senin (3/4).
Oilprice.com mencatat, harga minyak WTI melesat menjadi USD79,76 per barel, atau naik hingga 5,41 persen. Sedangkan, harga minyak Brent melambung 5,28 persen menjadi USD84,11 per barel.
Hal ini seiring pengumuman Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya pada hari Minggu (2/4) lalu mengenai pemotongan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari (bpd).
Menurut perhitungan Reuters, total volume pemotongan produksi minyak mencapai 3,66 juta bpd atau setara dengan 3,7 persen dari permintaan global.
Pemangkasan produksi di Arab Saudi tersebut diikuti oleh negara timur tengah lainnya, seperti Kuwait, Oman, Aljazair, hingga Khazakstan.
Selain negara-negara timur Tengah, Moskow juga akan memperpanjang pemotongan sukarela 500.000 bpd hingga akhir 2023.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.