MARKET NEWS

Harga Batu Bara Turun Lagi, Kapan Rebound?

Maulina Ulfa 20/03/2024 10:05 WIB

Kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle melanjutkan penurunan 0,27 persen di level USD129,4 per ton pada perdagangan Selasa (19/3/2024).

Harga Batu Bara Turun Lagi, Kapan Rebound? (Foto: Freepik)

IDXChannel - Kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle melanjutkan penurunan 0,27 persen di level USD129,4 per ton pada perdagangan Selasa (19/3/2024). Ini menjadi koreksi harga batu bara dua hari berturut-turut.

Pada sesi sebelumnya, harga batu bara di kisaran USD129,75 per ton, melemah 0,95 persen.

Harga batu bara sempat mendekati level USD140 per ton, tertinggi sejak awal 2024, tepatnya di level USD137,45 per ton pada perdagangan Selasa (5/3/2024). (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Melansir Trading Economics, harga batu bara mematahkan tren bullish karena investor mempertimbangkan kelebihan pasokan di China dibandingkan dengan berkurangnya ekspor dari Rusia.

Sanksi dan meningkatnya persaingan telah menyebabkan penurunan ekspor batu bara Rusia ke Asia, dengan ekspor pada bulan Februari turun sebesar 21,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, meski permintaan meningkat, China diperkirakan tidak akan meningkatkan impor batu bara pada tahun 2024, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan di pasar.

Faktanya, China menambang 705,27 juta metrik ton batu bara dalam dua bulan pertama tahun ini, turun dari 734,23 juta metrik ton pada tahun sebelumnya.

Selain itu, Shanxi, provinsi penghasil batu bara terkemuka di China, menerapkan kebijakan produksi baru untuk menstabilkan produksi dan mencegah kelebihan produksi.

Sebaliknya, ketergantungan India pada batu bara masih tetap besar, seiring dengan meningkatnya pembangkit listrik tenaga batu bara pada bulan Januari 2024, meskipun ada upaya untuk meningkatkan sumber energi terbarukan.

Secara keseluruhan, outlook 2024 memperkirakan harga batu bara termal global kemungkinan akan turun pada tahun 2024 karena prospek cuaca hangat yang mengurangi kebutuhan pemanas dan kelebihan pasokan.

Harga batubara berjangka Newcastle mendekati level terendah dalam tiga tahun terakhir yaitu USD118 per ton, terendah sejak Mei 2021. Kelebihan pasokan di pasar China diduga menjadi penyebab penurunan harga batu bara saat ini.

Melansir riset Ciptadana Sekuritas, Harga batu bara termal telah mengecewakan investor sepanjang tahun 2023 karena terus turun.

Koreksi harga sepanjang 2023 disebabkan oleh peningkatan pasokan batu bara dari negara-negara produsen utama seperti india, China dan India yang melebihi permintaan yang kuat dari China.

Pasar batu bara juga sudah diprediksi akan mengalami surplus pada tahun 2023 dan 2024

China diperkirakan akan meningkatkan pasokan batu baranya sekitar 4 persen dan 3 persen lagi pada FY23-24F, sehingga mencapai volume masing-masing sekitar 3,8 miliar ton dan 3,9 miliar ton.

Lonjakan produksi ini merupakan respons langsung terhadap permintaan mendesak dari otoritas setempat, yang bertujuan untuk mencegah terulangnya krisis energi yang terjadi pada tahun 2022.

Ditambah lagi dengan proyeksi peningkatan produksi batu bara Indonesia dan India sebesar 5 persen dan 14 persen yang masing-masing berjumlah 695 juta ton dan 1.017 juta ton.

“Kami mengantisipasi pasar batubara akan beralih dari defisit pada FY22 ke surplus pada FY23F dan FY24F, karena pasokan akan meningkat. sedikit melampaui permintaan yang kuat dari China dan India,” tulis riset Ciptadana di akhir 2023 lalu.

“Oleh karena itu, kami mengantisipasi pasar batu bara akan beralih dari defisit pada FY22 ke surplus pada FY23F dan FY24F dengan mempertahankan estimasi harga acuan batubara kami untuk FY23-25F pada USD170/ton, USD130/ton, dan USD110/ton,”imbuh riset itu. (ADF)

SHARE