sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Buyback Saham Bisa Jadi Pelipur Lara buat Investor GOTO?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
20/03/2024 09:57 WIB
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berencana akan melakukan pembelian kembali saham perseroan (share buyback) sebanyak-banyaknya USD200 juta atau setara Rp3,1 t
Buyback Saham Bisa Jadi Pelipur Lara buat Investor GOTO? (Foto: GoTo)
Buyback Saham Bisa Jadi Pelipur Lara buat Investor GOTO? (Foto: GoTo)

IDXChannel – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berencana akan melakukan pembelian kembali saham perseroan (share buyback) sebanyak-banyaknya USD200 juta atau setara Rp3,1 triliun. Apakah ini mampu menjadi sentimen positif?

Secara sederhana, dampak dari buyback saham adalah berkurangnya jumlah saham yang beredar di pasar sehingga meningkatkan kepemilikan saham para investornya.

Buyback saham dapat menambah keuntungan atau nilai (value creation) bagi investor secara signifikan, apalagi bila dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu.

Dengan buyback saham, perusahaan juga dapat meningkatkan laba per saham (EPS) karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih sedikit dan meningkatkan potensi keuntungan bagi pemegang saham.

Umumnya, buyback saham cenderung meningkatkan harga saham dalam jangka pendek karena pembelian tersebut mengurangi pasokan saham yang beredar.

Selain itu, dampak lainnya, investor mungkin memandang aksi buyback sebagai tanda sehatnya suatu perusahaan dan optimismenya manajemen perusahaan.

Namun, apakah hal tersebut akan berlaku untuk GOTO?

Pada dasarnya, kendati masih memerlukan restu pemegang saham, inisiatif buyback saham menjadi salah satu sentimen positif dari manajemen yang juga tengah berpacu dengan waktu untuk menjaga GOTO terus berada di jalur profitabilitas.

Sementara aksi buyback saham itu bisa menjadi katalis jangka pendek buat perseroan, pada jangka panjang manajemen tetap harus menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih, yang tidak hanya sekadar EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA)—yang menjadi metrik favorit sejumlah perusahaan teknologi baru.

Ditambah, harga saham GOTO sudah telanjur jatuh di bawah harga penawaran saham perdana (IPO).

Pada Rabu (20/3/2024), pukul 09.40 WIB, harga saham GOTO merosot 4,17 persen secara harian ke Rp69 per saham.

Dibandingkan saat IPO pada April 2022 di harga Rp338 per saham, harga saham emiten jasa ride-hailing & e-commerce sudah ambruk 79,59 persen.

Karenanya, butuh pembuktian kinerja jangka panjang agar saham GOTO kembali ke atas harga IPO-nya. Apalagi, jumlah saham beredar sangatlah besar, mencapai 1,20 triliun saham.

Jumlah saham beredar dapat mempengaruhi dinamika penawaran dan permintaan di pasar. Jika jumlahnya besar, maka diperlukan peningkatan permintaan yang signifikan untuk mendorong harga saham.

Walaupun memang, perusahaan dengan jumlah saham beredar yang banyak masih dapat mengalami kenaikan harga saham jika menunjukkan pertumbuhan profitabilitas yang kuat dan menjaga kepercayaan investor.

Singkatnya, ini soal bagaimana manajemen pada akhirnya harus mampu mendongkrak profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Perbaikan Kinerja

GOTO sendiri mengklaim telah melakukan sejumlah perbaikan kinerja di sepanjang 2023, dibanding realisasi pada 2022 lalu.

"(Perbaikan) mulai dari EBITDA yang disesuaikan positif di Q4-2023, pendapatan yang naik, hingga rugi operasional yang turun," ujar Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, dalam keterangan resminya, Selasa (19/3/2024).

Tahun lalu, menurut Patrick, perseroan melaporkan EBITDA Grup yang disesuaikan positif untuk pertama kalinya sebesar Rp77 miliar di Q4-2023.

Capaian tersebut relatif membaik dibanding raihan pada periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mengalami rugi EBITDA disesuaikan sebesar Rp3,14 triliun.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement