Pencapaian lainnya, perseroan membukukan pendapatan setahun mencapai Rp 14,79 triliun di 2023, tumbuh 30,28% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2022 sebesar Rp 11,35 triliun.
Total beban operasional juga turun hingga 40 persen, atau Rp16 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara penurunan juga terjadi di beban penjualan dan pemasaran yang dipangkas 54,35 persen, menjadi Rp 6,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp14,09 triliun.
GOTO pun berhasil memangkas rugi operasional (rugi usaha) di tahun 2023 menjadi Rp 10,28 triliun, turun 66,11% dari tahun sebelumnya rugi usaha Rp 30,33 triliun.
"GOTO telah meletakkan landasan operasional yang kuat dengan tercapainya EBITDA yang disesuaikan positif pada 4Q2023 dan terjalinnya kemitraan strategis dengan TikTok pada bisnis e-commerce yang akan berdampak luas kepada bisnis-bisnis Financial Technology dan On-Demand Services," tutur Patrick.
Ke depan, dikatakan Patrick, fokus perseroan adalah untuk memperkuat landasan ini agar dapat mendorong pertumbuhan yang lebih cepat dan profitabel.
Patrick mengatakan perseroan mengedepankan inovasi produk dan keunggulan operasional, dengan tujuan meningkatkan nilai yang perseroan berikan pada konsumen eksisting, meningkatkan wallet share, serta menumbuhkan basis konsumen.
"Perseroan berkomitmen untuk melanjutkan strategi yang telah berjalan dengan implementasi yang lebih kuat, seiring langkah menjajaki peluang bisnis inovatif baru, serta menghentikan berbagai inisiatif yang tidak dapat diperluas skalanya," ungkap Patrick.
Patrick mengatakan pada Q4-2023, nilai transaksi bruto (GTV) tercatat sebesar Rp163 triliun, naik delapan persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan satu persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong tajamnya fokus perseroan pada golongan konsumen mass market.
Perseroan juga sebelumnya sudah menyepakati kemitraan strategis dengan TikTok yang berinvestasi ke Tokopedia untuk pengembangan bisnis e-commerce.
Dengan investasi senilai lebih dari USD1,5 miliar atau setara Rp23 triliun (kurs Rp15.500 per USD) ini, TikTok di Indonesia telah bergabung di bawah entitas PT Tokopedia, yang kini dimiliki bersama-sama oleh GoTo dan TikTok sebagai mitra strategis, dan TikTok akan memegang pengendalian atas Tokopedia.
"Selanjutnya, seiring perbaikan profitabilitas dan arus kas, perseroan akan mengoptimalisasi pemanfaatan modalnya sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru disusun," papar Patrick.
Rencana ini, seperti dibahas di muka, mencakup inisiatif pembelian kembali saham perseroan sebanyak-banyaknya USD200 juta atau setara Rp3,1 triliun, di mana implementasi dan realisasi atas rencana ini akan bergantung pada diperolehnya persetujuan dari regulator dan pemegang saham yang akan diajukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) berikutnya.
"Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan akan melakukan peninjauan secara berkala terhadap rencana pembelian kembali tersebut dan mungkin melakukan perubahan atau penyesuaian apabila diperlukan," urai Patrick.
Sebagai informasi, GoTo mempertahankan posisi kas dan posisi keuangan yang solid dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp27,4 triliun per akhir Desember tahun lalu. (ADF)