MARKET NEWS

Harga Batubara Melesat Bikin Laba Adaro Energy (ADRO) Naik 15 Persen

Dinar Fitra Maghiszha 06/09/2021 18:15 WIB

Harga komiditas batubara yang terus naik sepanjang tahun ini membuat kinerja PT Adoro Energy Tbk (ADRO) positif.

Harga Batubara Melesat Bikin Laba Adaro Energy (ADRO) Naik 15 Persen (FOTO: MNC Media)

IDXChannnel - Harga komiditas batubara yang terus naik sepanjang tahun ini membuat kinerja PT Adoro Energy Tbk (ADRO) positif. Sepanjang semester I-2021 perseroan mencetak kenaikan laba hingga 15 persen.

Presiden Direktur sekaligus CEO ADRO Garibaldi Thohir menuturkan bahwa terdapat suplai ketat di pasar batu bara yang mendorong tingginya harga.

Dirinya menyebut sejumlah negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi masifnya permintaan sejalan dengan geliat ekonomi yang kembali pulih.

“Suplai yang ketat di pasar batu bara mendorong kenaikan dan menopang harga batu bara yang tinggi pada periode laporan ini. Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi yang terkait dengan kondisi pandemi," kata Boy Thohir, sapaan akrabnya dalam Public Expose Live 2021 PT Adaro Energy Tbk (ADRO) secara virtual Senin (6/9/2021).

Tingginya harga membuat Adaro Energy membukukan pendapatan positif sepanjang semester pertama tahun 2021.

"Harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian memungkinkan AE membukukan
profitabilitas yang baik pada periode ini," tegas Boy.

Sementara itu EBITDA operasional perseroan tercatat naik 36 persen (YoY) mencapai USD635 juta (belum termasuk komponen non-operasional).

Boy meyakini di tengah kondisi pasar batu bara yang baik, perseroan dapat mempertahankan profitabilitas di kemudian hari.

"Adaro Energy menghasilkan EBITDA operasional yang memuaskan sebesar AS$635 juta dan laba inti sebesar AS$330 juta, atau masing-masing naik 36 persen dan 45 persen y-o-y, yang mencerminkan kualitas labanya. Walaupun kondisi pasar membaik, AE akan terus mempertahankan disiplin dan fokusnya pada keunggulan operasional serta efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu baranya yang terintegrasi secara vertikal.” tutur Boy.

Namun demikian, ADRO menjumpai tantangan yang menghambat produksi batu bara yakni tingginya volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada Mei dan Juni 2021.

Hal tersebut mempengaruhi operasi penambangan selama semester pertama 2021. Alhasil produksi batu bara mencapai 26,49 juta ton, turun 3 persen secara year on year, menyusul penjualan batu bara yang ikut merosot sebesar 5 persen (YoY) mencapai 25,78 juta ton.

Naiknya harga rata-rata di tingkat global membuat beban pokok pendapatan ADRO ikut terseret naik 2 persen (YoY) mencapai USD1.064 juta yang juga dipicu kenaikan biaya penambangan dan harga bahan bakar.

Sementara laba inti perusahaan dilaporkan melesat 45 persen (YoY) mencapai US$330 juta atau setara Rp4,6 triliun (belum termasuk komponen non-operasional setelah pajak).

Berkaitan dengan aset, ADRO melaporkan peningkatan 1 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni mencapai US$6.739 juta. Total liabilitas perseroan tercatat relatif stabil year on year yaitu USD2.692. (RAMA)

SHARE