MARKET NEWS

Harga CPO Naik Didorong Kenaikan Minyak Kedelai

TIM RISET IDX CHANNEL 18/11/2025 15:44 WIB

Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali menguat untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (18/11/2025).

Harga CPO Naik Didorong Kenaikan Minyak Kedelai. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali menguat untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (18/11/2025), mengikuti kenaikan harga minyak kedelai Chicago seiring China membeli kedelai Amerika Serikat (AS).

Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives naik 1,40 persen, menjadi MYR4.209 per ton pada 15.20 WIB.

Trader di Iceberg X Sdn Bhd, David Ng, mengatakan, kontrak tersebut menguat sejalan dengan kenaikan harga minyak kedelai di Chicago.

Mengutip Reuters, China membeli sedikitnya 14 kargo kedelai AS pada Senin, menurut dua sumber dagang yang mengetahui transaksi tersebut. Ini menjadi pembelian terbesar sejak Januari sekaligus yang paling signifikan sejak pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping pada Oktober.

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian naik 0,6 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 0,35 persen. Adapun harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,04 persen.

Pergerakan harga minyak sawit biasanya mengikuti minyak nabati pesaingnya, mengingat produk ini bersaing untuk pangsa pasar minyak nabati global.

Harga minyak mentah melemah seiring meredanya kekhawatiran pasokan setelah aktivitas pengiriman di salah satu pelabuhan ekspor Rusia kembali berjalan. Operasional sebelumnya sempat terhenti akibat serangan drone dan rudal Ukraina.

Pelaku pasar juga terus memantau dampak sanksi Barat terhadap aliran minyak Rusia. Melemahnya harga minyak mentah membuat minyak sawit kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Ringgit, mata uang perdagangan minyak sawit, melemah 0,65 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pembeli internasional.

Malaysia menurunkan harga referensi crude palm oil untuk Desember ke level yang mempertahankan tarif bea ekspor di 10 persen, menurut surat edaran yang diterbitkan di situs Malaysian Palm Oil Board (MPOB). (Aldo Fernando)

SHARE