MARKET NEWS

Harga CPO Tertahan, Pasar Menanti Data MPOB

TIM RISET IDX CHANNEL 10/11/2025 15:10 WIB

Harga minyak sawit mentah (CPO) bergerak dalam rentang sempit pada Senin, meski data ekspor yang lebih lemah menekan pasar.

Harga CPO Tertahan, Pasar Menanti Data MPOB. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) bergerak dalam rentang sempit pada Senin, meski data ekspor yang lebih lemah menekan pasar. Pelaku pasar menanti rilis data pasokan dan permintaan dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB) sebagai petunjuk lanjutan arah harga.

Kontrak berjangka (futures) acuan CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives naik 1 tipis 0,02 persen ke level MYR4.110 per ton pada jeda perdagangan siang. Pada Jumat sebelumnya, kontrak ini turun 0,96 persen.

Seorang trader berbasis Kuala Lumpur menyebutkan bahwa kenaikan harga menyempit setelah data ekspor dari Intertek Testing Services (ITS) menunjukkan penurunan.

ITS memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1–10 November turun 12,3 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Sementara itu, estimasi ekspor versi AmSpec Agri Malaysia diperkirakan dirilis dalam hari yang sama.

MPOB juga dijadwalkan merilis data pasokan dan permintaan untuk Oktober pada hari ini.

Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai teraktif naik 0,73 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 0,3 persen.

Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) juga naik 0,3 persen. Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati lain karena bersaing dalam pangsa pasar global.

Harga minyak mentah menguat di tengah optimisme berakhirnya penutupan pemerintahan Amerika Serikat, yang berpotensi meningkatkan permintaan energi di negara konsumen terbesar dunia. Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Sementara itu, ringgit, mata uang perdagangan utama minyak sawit, menguat 0,22 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat harga minyak sawit sedikit lebih mahal bagi pembeli asing.

China dikabarkan akan memulihkan lisensi impor kedelai untuk tiga perusahaan AS dan mencabut penangguhan impor kayu gelondongan dari AS mulai 10 November, menandai langkah lain menuju meredanya ketegangan dagang antara kedua negara. (Aldo Fernando)

SHARE