Harga CPO Turun Terdampak Perang hingga Lesunya Minyak Nabati
Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) berjangka Malaysia turun di bawah MYR3.700 per ton pada perdagangan Selasa (24/10/2023).
IDXChannel - Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) berjangka Malaysia turun di bawah MYR3.700 per ton pada perdagangan Selasa (24/10/2023).
Harga CPO melemah 1,86 persen di level MYR3.682 per ton, mencapai level terendah dalam seminggu karena meningkatnya panen kedelai AS dan penguatan ringgit Malaysia yang membebani harga. (Lihat grafik di bawah ini.)
Data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Senin (23/10) menunjukkan bahwa petani AS memanen tiga perempat dari tanaman kedelai dan 59 persen dari tanaman jagung mereka pada Minggu (22/10).
Penurunan harga CPO juga terjadi seiring dengan melemahnya harga minyak nabati dan minyak mentah global, meski data ekspor masih kuat dan ringgit Malaysia melemah.
Minyak mentah berjangka WTI naik di atas USD86 per barel sementara minyak Brent diperdagangkan di kisaran USD90 per barel pada Selasa (24/10).
Harga minyak mentah di awal pekan sempat mengalami penurunan tajam selama dua hari karena kekhawatiran perang Israel-Hamas dapat menyebabkan konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan mengganggu pasokan minyak.
Israel terus membombardir Gaza pada Senin ketika negara-negara lain meningkatkan upaya diplomatik untuk membendung memanasnya eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Harga minyak juga tetap didukung oleh ekspektasi defisit pasar yang lebih luas pada kuartal keempat setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga akhir tahun.
Sementara itu, AS secara luas menangguhkan sanksi terhadap anggota OPEC Venezuela setelah para pemimpin Venezuela setuju untuk mengadakan pemilu yang adil tahun depan.
Investor kini menantikan laporan mengenai persediaan minyak mentah AS untuk mendapatkan wawasan mengenai gambaran pasokan-permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
Sementara di pasar minyak nabati, harga kontrak berjangka minyak Canola turun hingga di bawah CAD700 per ton dan merupakan level terendah dalam empat bulan karena berkurangnya konsumsi domestik dan ekspor.
Ekspor minyak Canola juga diperkirakan turun menjadi 7,7 juta ton karena ketatnya stok Kanada dan melimpahnya pasokan global.
Sementara harga minyak rapeseed turun EUR193 per ton atau 33,03 persen sejak awal tahun 2023, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.
Harga minyak bunga matahari juga turun USD440 per ton atau 34,24 persen sejak awal tahun 2023 di level USD845 per ton.
Di sisi lain, mata uang Malaysia yakni ringgit juga sedikit menguat dari rekor terendahnya karena dolar mengikuti penurunan imbal hasil Treasury pada hari ini.
Penurunan ringgit Malaysia ini membuat minyak sawit kurang menarik bagi pembeli asing.
Minyak kelapa sawit juga mengalami penurunan karena harga minyak nabati saingannya juga mengalami penurunan. Meskipun peningkatan permintaan terhadap komoditas tersebut diperkirakan akan mencegah kerugian lebih lanjut.
Berdasarkan data surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia, pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Oktober diperkirakan meningkat antara 7,9 persen dari bulan sebelumnya.
Sementara menurut Intertek Testing Services pengiriman CPO diproyeksi akan meningkat 9,9 persen pada periode yang sama. (ADF)