MARKET NEWS

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Deretan Emiten Ini Berpotensi Cuan

Desi Angriani 09/10/2025 07:30 WIB

Lonjakan harga emas didorong oleh derasnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS).

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Deretan Emiten Ini Berpotensi Cuan (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Harga emas dunia kembali menorehkan rekor baru dengan menembus level USD4.050 per troy ounce secara intraday atau naik 1,3 persen pada perdagangan Rabu (8/10/2025).

Lonjakan harga emas didorong oleh derasnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS), terutama akibat government shutdown sejak 1 Oktober 2025. 

Penutupan sebagian pemerintahan federal itu menyebabkan tertundanya rilis sejumlah data ekonomi penting yang menjadi acuan The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga, khususnya di tengah tekanan inflasi dan pelemahan pasar tenaga kerja.

Mengutip riset terbaru Stockbit, Rabu (8/10/2025) ketidakpastian makroekonomi membuat investor global beralih ke aset lindung nilai.

Analis strategi di Saxo Capital Markets Pte Ltd, Charu Chanana menyebut, investor ritel dan dana ETF kini menjadi pendorong utama harga emas. Selain itu, perpindahan dana dari sektor saham ke emas juga semakin terlihat. 

Valuasi saham teknologi, khususnya sektor AI, dinilai sudah terlalu tinggi (overvalued). Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi AI bubble akibat reli pasar saham yang terlalu cepat.

Sejak awal tahun (YTD), harga emas telah melesat 52 persen dipengaruhi ketidakpastian perdagangan global, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, tren de–dolarisasi seiring melemahnya independensi The Fed, serta ketegangan geopolitik yang meningkat.

Kondisi tersebut mendorong bank sentral di berbagai negara untuk terus menambah cadangan emas dalam jumlah besar sebagai diversifikasi aset.

Goldman Sachs kerek proyeksi harga emas

Melihat tren ini, Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga emas Desember 2026 dari USD4.300 menjadi USD4.900 per troy ounce. 

Revisi ini mencerminkan ekspektasi pembelian emas yang kuat oleh bank sentral, serta meningkatnya permintaan ETF emas menjelang kemungkinan penurunan suku bunga The Fed sebesar 100 bps hingga pertengahan 2026.

Kenaikan harga emas diperkirakan mengerek kinerja keuangan emiten tambang, terutama yang berstatus pure play gold producer seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).

"Penguatan harga emas berpotensi mendorong laba bersih emiten emas, terutama yang sepenuhnya berfokus pada pure play gold producer," tulis riset Stockbit.

Hingga Juni 2025, kontribusi segmen tambang emas terhadap total pendapatan ketiga emiten tersebut masing-masing mencapai 100 persen untuk BRMS, 79 persen untuk ARCI, dan 100 persen untuk PSAB.

(DESI ANGRIANI)

SHARE