MARKET NEWS

Harga Emas dan Tembaga Naik Imbas BOJ Beri Sinyal Hawkish

Maulina Ulfa - Riset 28/07/2023 15:56 WIB

Harga emas naik menjelang sesi penutupan perdagangan Jumat (28/7/2023). Kenaikan ini memulihkan kerugian baru-baru ini karena tersengat sinyal hawkish oleh BOJ.

Harga Emas dan Tembaga Naik Imbas BOJ Beri Sinyal Hawkish. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas naik menjelang sesi penutupan perdagangan Jumat (28/7/2023). Kenaikan ini memulihkan kerugian baru-baru ini karena tersengat sinyal hawkish oleh Bank of Japan (BOJ).

Emas spot naik 0.14 persen menjadi USD 1.948,38 per troy ons, sementara emas berjangka yang berakhir pada Agustus naik 0,07 persen menjadi USD1.947,1 per troy ons pada pukul 15.07 WIB.

Berkurangnya prospek resesi Amerika Serikat (AS) juga mendorong kenaikan harga logam merah.

Harga tembaga juga naik pada waktu yang sama dan juga menandai pemulihan yang lebih kuat daripada emas. Tembaga juga diuntungkan dari spekulasi stimulus China yang akan lebih banyak.

Harga kontrak tembaga berjangka naik 0,41 persen menjadi USD3,8902 per pon, dan diperdagangkan naik 1,6 persen sepanjang minggu ini.

Pasar berubah agak menghindari risiko setelah Bank of Japan mengisyaratkan pendekatan yang lebih fleksibel untuk kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) yang menandai poros akhir dari sikap ultra-dovish bank sentral jepang tersebut.

Kebijakan BOJ Berdampak Luas

Melansir data Trading Economics, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun melonjak di atas 0,5 persen pada hari yang sama dan mencapai level tertinggi dalam sembilan tahun setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan suku bunga sangat rendah.

BOJ juga mengubah bahasanya untuk membuat kebijakan pengendalian kurva imbal hasil menjadi lebih fleksibel.

BOJ mempertahankan target suku bunga jangka pendeknya di -0,1 persen dan untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun sekitar 0 persen selama pertemuan bulan Juli. Bank sentral juga mempertahankan panduan yang memungkinkan imbal hasil 10 tahun bergerak ke level 0,5 persen, namun tetap menyatakan bahwa itu akan menjadi ‘referensi’ dibandingkan sebagai ‘batas baku’.

Hal ini menjadi langkah kejutan pertama dari BOJ sejak Gubernur Kazuo Ueda mmenjabat yang kemungkinan akan memicu taruhan pasar terkait normalisasi kebijakan lebih lanjut.

Pasar telah berspekulasi bahwa BOJ merupakan bank sentral besar terakhir yang mempertahankan posisi dovish akhirnya dapat menyerah.

Ini karena tingginya inflasi yang terus-menerus dan kenaikan suku bunga global memberikan tekanan konstan pada imbal hasil obligasi dan mata uang Jepang.

Meskipun menunjukkan sedikit kenaikan, logam kuning mengalami penurunan tajam pada sesi sebelumnya setelah data menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh lebih dari yang diharapkan pada kuartal kedua tahun ini.

Pembacaan tersebut mendorong dolar naik dan membuat emas jatuh 1 persen lebih rendah, karena para investor tengah bertaruh bahwa kekuatan ekonomi AS akan memberi ruang gerak yang cukup bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk terus menaikkan suku bunga.

Data tersebut juga datang hanya sehari setelah The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin dan memberikan sinyal setidaknya satu kali kenaikan lagi tahun ini, Mengingat inflasi masih cenderung jauh di atas kisaran target bank sentral.

Naiknya suku bunga AS menjadi pertanda buruk bagi emas dan logam lainnya, mengingat hal itu meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga tembaga juga didorong oleh prospek tindakan stimulus China yang merupakan importir utama sang logam merah.

Beberapa pejabat tinggi China mengisyaratkan minggu ini bahwa pemerintah akan mengeluarkan lebih banyak dukungan kebijakan untuk membantu pemulihan ekonomi yang masih melambat. (ADF)

SHARE