MARKET NEWS

Harga Emas Dekati Level Tertinggi Tiga Minggu, Berpotensi Tembus USD4.700 per Ons

Febrina Ratna Iskana 12/11/2025 04:00 WIB

Harga emas diproyeksi tembus USD4.700 didorong meningkatnya risiko politik dan pasar keuangan meskipun shutdown pemerintahan AS berakhir.

Harga Emas Dekati Level Tertinggi Tiga Minggu, Berpotensi Tembus USD4.700 pe Ons. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Harga emas dalam tren naik hingga Selasa (11/11/2025) didorong oleh ekspektasi dovish terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) dan ketidakpastian perdagangan. Meskipun risiko meningkat seiring berakhirnya penutupan pemerintah AS.

Pada Selasa pukul 07:55 ET (19.55 WIB), emas spot naik 0,5 persen menjadi USD4.136,02 per ons dan emas berjangka untuk Desember naik 0,5 persen menjadi USD4.140,80 per ons, dengan emas batangan diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga minggu.

Emas rebound tajam dan kembali di atas level USD4.000 per ons  pada minggu ini, sebagian besar mengabaikan tekanan dari dolar yang lebih kuat.

Permintaan emas tetap bertahan karena sebagian besar investor tetap terpaku pada logam mulia tersebut meskipun penutupan pemerintah AS yang telah berlangsung lama segera berakhir.

Senat AS pada Senin malam menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk membuka lebih banyak pendanaan dan mengakhiri penutupan pemerintah terlama dalam sejarah AS, yang telah berlangsung selama 41 hari.

RUU tersebut akan dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Rabu, dengan mayoritas anggota Partai Republik di DPR mengisyaratkan akan menyetujui langkah tersebut.

Logam mulia lainnya juga menguat mengikuti jejak emas. Platinum spot naik 0,9 persen menjadi USD1.614,70 per ons, sementara perak spot naik 1,4 persen menjadi USD51,035 per ons.

Rebound Emas Terdorong Ketidakpastian Ekonomi dan Perdagangan

Analis ANZ mengatakan rebound emas baru-baru ini didorong oleh permintaan aset safe haven, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas tarif perdagangan AS dan ekonomi secara keseluruhan.

Mereka mencatat bahwa Mahkamah Agung AS baru-baru ini menginterogasi pemerintahan Trump atas penggunaan undang-undang darurat untuk meloloskan agenda tarifnya, yang dapat dianggap inkonstitusional.

Trump memperingatkan pada Senin malam bahwa pembatalan tarifnya dapat merugikan pemerintah lebih dari USD2 triliun untuk membayar kembali bea masuk.

"Terlepas dari apakah pengadilan memutuskan Trump keliru mengenakan tarif dengan menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional 1977, kemungkinan ada undang-undang lain yang dapat ia gunakan jika diperlukan. Sementara itu, pasar kemungkinan akan menghadapi ketidakpastian selama berbulan-bulan dengan putusan yang diperkirakan tidak akan keluar sebelum akhir tahun," tulis analis ANZ dalam sebuah catatan seperti dikutip dari Investing, Selasa (11/11/2025).

Emas juga didukung oleh kemungkinan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga lebih lanjut pada Desember, dengan penutupan pemerintah yang berkepanjangan diperkirakan akan berdampak pada aktivitas ekonomi.

Emas Bisa Tembus USD4.700 per Ons

UBS memproyeksi harga emas bisa naik mendekati USD4.700 per ons karena meningkatnya risiko politik dan pasar keuangan. Hal itu bakal mendorong investor mempertahankan permintaan aset safe haven, bahkan jika berakhirnya penutupan pemerintah AS.

Para ahli strategi bank tersebut yakin bahwa penurunan harga emas batangan baru-baru ini hanyalah jeda dalam reli yang sedang berlangsung.

"Kami yakin harga emas dapat terus naik, meskipun potensi berakhirnya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS mendukung sentimen risiko," ujar para ahli strategi yang dipimpin oleh Ulrike Hoffmann-Burchardi dalam sebuah catatan.

Ketidakpastian politik tetap menjadi pendorong utama. Tim tersebut menyoroti pertanyaan yang masih tersisa tentang waktu pemungutan suara Senat untuk menyelesaikan RUU pengeluaran dan kemungkinan shutdown sebagian lainnya awal tahun depan jika Kongres gagal mencapai kesepakatan jangka panjang.

UBS juga menyoroti ketidakpastian seputar putusan MA AS yang tertunda tentang legalitas tarif yang dikenakan berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional, dengan mengatakan bahwa hal ini akan "memberikan dukungan berkelanjutan untuk emas."

Bank tersebut juga mengatakan meningkatnya tingkat utang pemerintah global juga mendorong permintaan emas di tengah kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal dan depresiasi mata uang.

Data terbaru dari World Gold Council menunjukkan total permintaan mencapai rekor tertinggi pada kuartal September, didorong oleh arus investasi dan pembelian kembali oleh bank sentral. Bank tersebut memperkirakan permintaan setahun penuh akan menjadi yang terkuat sejak 2011.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE