MARKET NEWS

Harga Emas Diprediksi Lanjut Menguat, Data Pekerjaan AS Jadi Penentu

TIM RISET IDX CHANNEL 01/09/2025 07:13 WIB

Harga emas menguat sepekan lalu dan mencatat kinerja bulanan terbaik sejak April.

Harga Emas Diprediksi Lanjut Menguat, Data Pekerjaan AS Jadi Penentu. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas menguat sepekan lalu dan mencatat kinerja bulanan terbaik sejak April, setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) diperkirakan memangkas suku bunga bulan depan.

Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,89 persen menjadi USD3.447,43 per troy ons pada Jumat (29/8) lalu, level tertinggi sejak 17 Juli. Selama sepekan, emas meningkat 2,26 persen. Sementara, sepanjang Agustus, emas sudah menguat 4,78 persen.

Logam mulia ini mendekati rekor tertingginya di USD3.534,20 per ons, yang tercatat awal Agustus lalu di tengah ketidakpastian tarif AS.

Proyeksi Sepekan

Survei mingguan Kitco News menunjukkan mayoritas analis Wall Street semakin yakin dengan narasi reli emas, sementara sebagian besar investor ritel juga memperkirakan harga emas terus menanjak pekan ini.

“Naik,” ujar Analis Pasar Senior Barchart.com, Darin Newsom. “Gold’s Cash Index berpotensi mencatatkan penutupan bulanan tertinggi baru. Itu jelas bukan sinyal bearish.”

Namun, Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, memandang harga emas akan bergerak naik-turun dalam kisaran sejak April.

“Karena saat ini kita berada di batas atas kisaran tersebut, pekan depan emas bisa saja turun kembali. Tetapi itu hanya penurunan kecil dan singkat. Saya tidak melihat ada koreksi berarti sebelum emas benar-benar menembus ke atas,” ujarnya.

Day menambahkan, kembalinya pembeli serta katalis seperti pemangkasan suku bunga The Fed pertengahan bulan—meski sudah diperkirakan—atau potensi pelemahan pasar saham, bisa memicu terjadinya penembusan harga. “Jadi, untuk pekan depan saya melihatnya pada dasarnya tidak berubah.”

Sementara itu, Presiden sekaligus COO Asset Strategies International, Rich Checkan, lebih optimistis.

“Pelaku pasar hampir seyakinnya mungkin bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan memangkas suku bunga pada pertemuan September (87 persen memperkirakan pemangkasan), sehingga saya melihat harga emas akan terus naik dari posisi saat ini,” katanya.

Dalam survei pekan ini, sebanyak 14 analis ikut serta, dengan Wall Street tanpa satu pun yang bersikap bearish setelah kenaikan harga emas. Sebanyak 12 analis, atau 86 persen, memperkirakan harga emas naik pekan ini, sementara tidak ada yang memprediksi penurunan. Dua analis lainnya, setara 14 persen, memperkirakan emas bergerak mendatar.

Di sisi lain, sebanyak 179 suara masuk dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan investor ritel juga semakin bullish setelah performa emas yang solid. Sebanyak 121 responden, atau 68 persen, memperkirakan emas naik pekan ini, sementara 30 orang atau 17 persen memperkirakan turun. Sisanya, 28 responden atau 16 persen, melihat harga emas masih akan berkonsolidasi.

Pekan ini perdagangan akan lebih singkat, karena pasar Amerika Utara libur Hari Buruh pada Senin. Fokus investor akan tertuju pada data ketenagakerjaan.

Pada Selasa, pasar menunggu rilis ISM Manufacturing PMI untuk Agustus, disusul data lowongan kerja JOLTS pada Rabu. Kamis akan diramaikan dengan laporan tenaga kerja ADP untuk Agustus, klaim pengangguran mingguan, serta ISM Services PMI.

Pekan ditutup pada Jumat dengan laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk Agustus, yang akan menjadi perhatian pelaku pasar sebagai konfirmasi tambahan atas ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pertengahan bulan ini. (Aldo Fernando)

SHARE