MARKET NEWS

Harga Emas Global Tembus Level USD4.000, Ini Kata Hartadinata Abadi (HRTA)

Rahmat Fiansyah 05/11/2025 12:06 WIB

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menilai lonjakan harga emas saat ini menjadikan 2025 sebagai tahun terkuat bagi emas sejak 1979.

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menilai lonjakan harga emas saat ini menjadikan 2025 sebagai tahun terkuat bagi emas sejak 1979. (Foto: Dok. Hartadinata Abadi)

IDXChannel - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menilai lonjakan harga emas saat ini menjadikan 2025 sebagai tahun terkuat bagi emas sejak 1979. Harga emas mencatat sejarah baru usai menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level USD4.356/oz pada 20 Oktober 2025, sebelum ditutup di sekitar USD4.015/oz di akhir bulan.

Direktur Investor Relations HRTA, Thendra Crisnanda mengatakan, lonjakan ini tidak hanya mencerminkan perubahan siklus pasar tetapi juga pergeseran strategi investor terhadap aset lindung nilai. Dengan penurunan suku bunga di AS dan depresiasi rupiah di dalam negeri, HRTA melihat peluang pertumbuhan permintaan emas yang kuat hingga akhir tahun. 

"Bagi konsumen Indonesia, emas kini tidak hanya berfungsi sebagai proteksi nilai, tetapi juga sebagai bagian dari diversifikasi aset keluarga terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global," kata Thendra dalam HRTA Gold Insights Oktober 2025, Rabu (5/11/2025).

Berdasarkan data tim HRTA, pada Oktober 2025, kinerja harga emas mencatatkan tonggak sejarah baru dengan harga rata-rata mencapai USD4.059 per ounce atau setara dengan Rp2.164.238 per gram. Kenaikan ini menunjukkan momentum bullish yang sangat kuat di pasar logam mulia.

Secara bulanan, harga emas telah tumbuh sebesar +11 persen, mengindikasikan lonjakan permintaan dan sentimen positif investor dalam waktu singkat. Namun, lonjakan harga yang paling mencolok terlihat dalam perbandingan tahunan (year-on-year/yoy). Dalam mata uang dolar AS, harga emas telah melonjak drastis sebesar +48,46 persen yoy. Sedangkan kenaikan harga emas dalam mata uang rupiah mencapai +56,84 persen yoy.

Sepanjang tahun 2025, harga emas telah naik +37,88 persen year-to-date (ytd) dalam dolar AS dan +40,67 persen ytd dalam rupiah. Hal ini memperkuat potensi 2025 menjadi tahun dengan performa harga emas terbaik sejak 1979.

Kenaikan ini dipicu kombinasi faktor makro global, termasuk pelemahan inflasi AS, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketidakpastian ekonomi akibat shutdown pemerintahan AS, hingga meningkatnya tensi geopolitik. Hasil rapat FOMC yang menurunkan suku bunga 25 bps ke level 3,75-4,00 persen turut memperkuat sentimen bullish terhadap emas.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga di level 4,75 persen pada Oktober untuk menahan depresiasi rupiah yang ditutup pada Rp16.600 per dolar AS. Kondisi ini menciptakan efek ganda (double impact) bagi pasar emas domestik, ketika harga emas global sempat terkoreksi, harga emas dalam rupiah tetap bertahan tinggi, bahkan meningkat karena pelemahan nilai tukar.

Thendra menambahkan bahwa November akan menjadi bulan yang dipantau ketat, terutama menjelang rilis data ekonomi terbaru dan rapat BI berikutnya. Jika BI kembali memangkas suku bunga, harga emas domestik berpotensi mengalami kenaikan lanjutan.

Harga emas dunia saat ini juga telah melewati target proyeksi analis global. Goldman Sachs yang semula memproyeksikan harga emas di level USD 3.700/oz untuk akhir 2025, kini merevisi perkiraan mereka menjadi USD4.900/oz untuk Desember 2026. Sementara JP Morgan memperkirakan harga emas akan mencapai USD5.055/oz pada 2026.

Terkait arah strategis perusahaan, Direktur Utama HRTA, Sandra Sunanto mengatakan, kenaikan harga emas global semakin memperkuat posisi emas sebagai aset bernilai jangka panjang bagi keluarga Indonesia.

"Bagi HRTA, momentum ini sejalan dengan visi kami untuk menghadirkan produk emas yang aman, berkualitas, dan mudah diakses, tidak hanya melalui ritel, tetapi juga melalui institusi keuangan dan ekosistem syariah," kata Sandra.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE