Harga Emas Masih Bakal Glowing, Intip Prospek Saham MDKA
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) merupakan salah satu emiten tambang emas dan tembaga yang sempat ketiban cuan saat harga si kuning tembus rekor tertingginya.
IDXChannel - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) merupakan salah satu emiten tambang emas dan tembaga yang sempat ketiban cuan saat harga si kuning tembus rekor tertingginya pada Maret 2024.
Lalu bagaimana dengan prospek kinerja dan saham MDKA pada 2024?
Analis Saham Panin Sekuritas, Felix Darmawan memaparkan MDKA membukukan laba bersih kuartal IV-2023 sebesar USD3 juta. Namun mengalami rugi bersih sebesar USD21 juta di tahun lalu dibanding realisasi 2022 yang mencetak laba USD58 juta.
Rugi ini, sambungnya, disebabkan oleh peningkatan biaya pengolahan menjadi USD1,4 miliar (naik 211% YoY) dan penurunan ASP nikel.
"Kami masih merekomendasikan BUY dengan menaikkan target harga ke Rp3.300 (implied EV/EBITDA 19,7x di 2024) dari sebelumnya di Rp3.000," kata Felix dalam risetnya, Jakarta, Selasa (23/4/2024)
"Rekomendasi ini didorong oleh peningkatan harga emas dan tembaga, naiknya tren produksi khususnya produk nikel, dan inisiatif dalam supply chain EV battery. Namun patut dicermati peluang penurunan harga komoditas terkait, yang menjadi downside risk perseroan," jelasnya.
Capaian dan Prospek Kinerja MDKA 2024
MDKA mencatatkan penurunan pendapatan di kuartal IV-2023 secara kuartalan menjadi USD537 juta (-17,5% QoQ; +120% YoY) yang secara kumulatif mencapai USD1,7 miliar di 2023 (+96,2% YoY).
Secara produk, pendapatan dari segmen nikel masih dominan mencapai USD1,3 miliar (+214,7% YoY), disusul produk emas dan perak sebesar USD261,7 juta (-0,4% YoY).
Pada tahun lalu, penjualan NPI masih meningkat menjadi 64,5 ribu ton (+149% YoY), namun volume penjualan emas dan tembaga turun masing-masing menjadi 129,8 ribu oz (-3,4% YoY) dan 13,2 ribu ton (-35% YoY).
Sementara itu, diterangkan Felix, ASP untuk komoditas emas secara tahunan naik menjadi USD 1.939 per oz (+7,5% YoY). Di sisi lain, ASP tembaga turun ke level USD8.578 per ton (-2,8% YoY).
Sedangkan untuk ASP nickel pig iron dan nickel matte masing-masing USD12.099 ribu per ton (-8,3% QoQ) dan USD14.216 ribu per ton (-13,1% QoQ). Untuk produksi 2023, produksi emas naik menjadi 138,6 troy ounce (+10,8% YoY) sejalan dengan target produksi 2023 (120 ribu-140 ribu troy ounce) dengan biaya berkelanjutan All-In Sustaining Cost (AISC) sebesar USD1.016 per troy ounce (-10,2% YoY).
Kemudian untuk produksi tembaga tercatat turun menjadi sebesar 12,7 ribu ton (-34,8% YoY) dengan AISC sebesar USD3,74 per pound (-49,5% YoY). Adapun produksi NPI mencapai 65,1 ribu ton (+86% YoY) dengan AISC sebesar USD10.909 per ton (-20,9% YoY).
"Kami menilai harga emas masih cukup kuat di atas USD2,200 per oz seiring dengan dua faktor, yaitu masih tingginya tensi geopolitik global khususnya Timur Tengah khususnya antisipasi perang Iran-Israel, dan pembelian emas yang signifikan dari beberapa bank sentral, seperti People Bank of China (PboC)," papar Felix.
Di sisi lain, dia memproyeksikan, untuk proyeksi harga tembaga juga positif di tahun ini ditopang oleh rendahnya stok tembaga di Bursa Shanghai, dan tutupnya tambang tembaga besar di Panama (Cobre Panama).
"Untuk proyeksi harga nikel relatif masih netral seiring dengan proyeksi ekonomi China 2024 yang hanya akan tumbuh +4,6% YoY di 2024 oleh IMF, dan kemunculan tipe baterai lainnya, seperti Lithium Ferronickel Phosphate (LFP) non nikel yang makin mendominasi EV produsen mobil listrik untuk pasar Asia, serta potensi oversuplai nikel global seiring peningkatan dari produksi nikel dari Indonesia," Felix menuturkan.
Lebih lanjut katanya, target produksi emas MDKA mencapai 120 ribu oz dengan perkiraan ASP di level ~USD2.000 per oz dan total cash cost batas atas di level USD1.050 per oz. Lalu produksi tembaga di level 16 ribu ton dengan perkiraan ASP di level ~9.300 per ton dan cash cost di USD8.100 per ton.
"Untuk produksi NPI dan nickel matte masing-masing di level 92 ribu ton dan 50 ribu ton dengan cash cost NPI di USD12 ribu per ton dan USD15 ribu per ton untuk nickel matte," katanya.
Perseroan, kata Felix, mengumumkan peningkatan indicated resources pada proyek Tembaga Tujuh Bukit Banyuwangi yanbg mencapai 755 juta ton dari sebelumnya 442 juta ton dengan kandungan tembaga 0,47% dan emas 0,5 gram per ton.
Alhasil, total sumber daya TB tembaga menjadi 4,5 juta ton (sebelumnya 2,5 juta ton) dan 16,1 juta ons emas (sebelumnya 9,4 juta ons).
"Kami menilai positif peningkatan cadangan TB, karena dapat menopang kegiatan produksi pertambangan di masa depan," tutup Felix.
(FAY)