MARKET NEWS

Harga Emas Merosot 5 Persen, Imbas Dolar Makin Perkasa

Maulina Ulfa - Riset 02/10/2023 16:36 WIB

Harga emas kembali terjerembab pada perdagangan awal pekan Senin (2/10/2023).

Harga Emas Merosot 5 Persen, Imbas Dolar Makin Perkasa. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas kembali terjerembab pada perdagangan awal pekan Senin (2/10/2023). Harga emas spot menurun 0,55 persen di level USD1.838 per troy ons. Emas menyentuh harga di bawah USD1.900 per troy ons pada pukul 16.15 WIB.

Dalam perdagangan sepekan terakhir, harga emas telah merosot 4,04 persen dan selama sebulan harga emas spot telah anjlok 5,22 persen. Selama enam bulan terakhir, harga emas terkoreksi 9 persen. Meskipun secara year to date (ytd) harga emas menguat tipis 0,82 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Harga emas terus bergerak di level lesu dalam dua minggu terakhir. Harga emas cukup tertekan dengan keperkasaan dolar dan naiknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Indeks dolar masih terus naik dan berada di level terkuatnya dalam beberapa bulan. Indeks dolar hari ini menguat 0,17 persen di level 105,992.

Dolar bertahan meskipun data inflasi terbaru meningkatkan harapan bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve mungkin mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan November.

Dengan turunnya harga emas, kini instrumen safe haven tersebut kehilangan level support USD1.900 per troy ons.

Prospek logam kuning ini masih kacau karena prospek kenaikan suku bunga AS. Harga emas turun untuk kuartal kedua berturut-turut setelah penurunan yang dimulai pada Agustus dan bertahan hingga September. Penurunan emas juga menjadi yang terburuk dalam lebih dari dua tahun.

Meskipun bank sentral menghentikan sementara kenaikan suku bunga pada bulan ini, The Fed tetap mempertahankan prediksi kenaikan sebesar seperempat poin yang mungkin terjadi pada salah satu dari dua pertemuan tersisa tahun ini, yakni pada November dan Desember.

Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, naik 0,4 persen bulan lalu dan tepat di bawah ekspektasi Wall Street yang memperkirakan kenaikan 0,5 persen.

Emas juga tidak dapat memperoleh manfaat dari keputusan pemerintahan AS yang berhasil menghindari penutupan atau government shutdown. Sebaliknya, obligasi pemerintah AS jadi favorit para investor.

Imbal hasil US Treasury 10-tahun naik menjadi 4,61 persen dan bertahan di dekat level tertinggi dalam enam belas tahun.

Kongres tengah menyiapkan rancangan undang-undang yang memastikan pendanaan hingga tanggal 17 November mendapat dukungan dan segera ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Biden. Kondisi ini memberikan sedikit keringanan kepada investor.

"Risiko shutdown hanya tertunda, bukan hilang sepenuhnya," tulis para ahli strategi TD Securities dalam sebuah catatan untuk klien.

TD Securities menambahkan, berkurangnya ketidakpastian membuat pasar seidikit lega, namun volatilitas kemungkinan akan tetap tinggi karena investor menunggu katalis berikutnya.

Di dalam negeri, harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada perdagangan hari ini diperdagangkan di level Rp1,049 juta per gram. Pergerakan harga emas ANTM juga telah turun Rp 4.000 dibandingkan pada perdagangan pekan lalu pada Jumat (29/9). (ADF)

SHARE