MARKET NEWS

Harga Emas Merosot usai Cetak Rekor USD3.500, Terseret Penguatan Dolar AS

TIM RISET IDX CHANNEL 23/04/2025 07:05 WIB

Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada Selasa (22/4/2025), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.500 per troy ons di awal sesi.

Harga Emas Merosot usai Cetak Rekor USD3.500, Terseret Penguatan Dolar AS. (Foto: Unsplash)

IDXChannel - Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada Selasa (22/4/2025), setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.500 per troy ons di awal sesi.

Pelemahan terjadi seiring penguatan pasar saham dan dolar, menyusul komentar Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent yang mengisyaratkan mencairnya ketegangan dagang antara Negeri Paman Sam dan China.

Harga emas spot (XAU/USD) ditutup merosot 1,26 persen ke level USD3.381,16 per ons, setelah sempat naik hingga 2,2 persen ke USD3.500,20 selama perdagangan intraday Selasa.

"Komentar dari Menteri Keuangan AS [Selasa] sore ini yang menyiratkan kemungkinan meredanya perang dagang dengan China, menjadi pemicu utama aksi jual emas," kata analis pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn.

Bessent menyatakan pada Selasa, ia memperkirakan terjadi de-eskalasi dalam ketegangan dagang AS-China, meski menggambarkan negosiasi mendatang dengan Beijing sebagai proses panjang yang belum dimulai.

Pasar saham AS melonjak lebih dari 2 persen dan dolar AS menguat, terdorong oleh pernyataan Bessent yang menyebut perang tarif saat ini tidak berkelanjutan. Indeks dolar (DXY) naik 1,34 persen terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

"Kenaikan di pasar saham dan indeks dolar AS hari ini menjadi tekanan bagi harga emas," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Meski demikian, emas spot telah naik 29 persen sepanjang 2025 dan mencatat rekor tertinggi ke-28 pada Selasa, ketika untuk pertama kalinya menembus level USD3.500 per troy ons.

JPMorgan memperkirakan reli harga emas masih berlanjut. Dalam catatannya pada Selasa, bank investasi AS ini memperkirakan harga emas menembus USD4.000 per troy ons pada 2026, didorong oleh meningkatnya risiko resesi, kenaikan tarif AS, serta ketegangan dagang AS-China yang masih berlanjut.

Pelaku pasar kini menanti pidato sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) akhir pekan ini, untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter di tengah kekhawatiran soal independensi bank sentral.

Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas kerap menjadi lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi, serta cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah. (Aldo Fernando)

SHARE