Harga Emas Tertekan Penguatan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS
Dolar naik 0,2% terhadap para pesaingnya, membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih mahal untuk pembeli luar negeri.
IDXChannel - Harga emas tergelincir pada Senin (25/10/2022) terbebani penguatan dolar dan imbal hasil obligasi AS yang meningkat. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve membuat investor masih mengambil langkah wait and see.
Melansir Reuters, emas di pasar spot turun 0,5% menjadi USD1.648,60 per ounce. Sedangkan emas berjangka AS menetap 0,1% lebih rendah di level USD1,654.10.
Dolar naik 0,2% terhadap para pesaingnya, membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih mahal untuk pembeli luar negeri.
"Pasar masih dalam mode wait and see, apa yang akan disinyalir Fed sejauh kelemahan yang mereka lihat dalam perekonomian, yang untuk jangka pendek seharusnya sedikit memberi dukungan untuk emas," kata Edward Moya, analis senior di OANDA.
Namun, inflasi adalah masalah yang sulit untuk dipecahkan.
Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin oleh The Fed pada November. Namun, mengurangi taruhan untuk kenaikan serupa pada Desember setelah laporan bahwa pejabat Fed kemungkinan akan memperdebatkan ukuran kenaikan suku bunga di masa depan.
Sebuah survei menunjukkan aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada Oktober 2022, bukti terbaru dari melemahnya ekonomi dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.
"Emas berpotensi reli ke USD2.250 per ounce jika terjadi resesi AS yang cukup besar dan jatuh ke USD1.500 per ounce dalam skenario Fed yang sangat hawkish," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena meningkatkan risiko tidak memberikan imbal hasil kepada investornya.
Logam mulia lainnya, perak turun 1,1% menjadi USD19,18 per ounce, paladium turun 2,5% menjadi USD1.968,58, sementara platinum turun 1,3% menjadi USD919,67.