Harga Komoditas Belakangan Merosot, Saham Nikel MDKA-INCO Cs Aman?
Harga komoditas nikel belakangan merosot dan relatif datar sehingga berpengaruh terhadap pergerakan saham pemain industri ini.
IDXChannel – Harga Nickel Pig Iron (NPI) dan London Metal Exchange (LME) mengalami kontraksi bahkan relatif datar sehingga berpengaruh terhadap pergerakan saham pemain nikel.
Melansir laporan CGS CIMB pada Februari 2023, harga NPI relatif datar karena dipotongnya produksi baja tahan karat di Tanah Air menyebabkan beberapa produksi nikel-matte dikonversi kembali menjadi NPI.
"Menurut pandangan kami, harga NPI akan menawarkan lebih banyak keuntungan dibanding LME, terutama karena raksasa nikel dunia, Tsingshan, telah menghasilkan output dari perubahan tambang tembaga menjadi nikel yang membuat risiko LME menjadi turun," tulis riset tersebut.
Adapun, Tsinghan telah mengubah tambang tembaga menjadi nikel di Hubei dengan kapasitas awal sebesar 18ktpa Ni.
Di sisi lain, potensi pajak serta larangan ekspor di Filipina bisa berdampak positif bagi harga NPI.
Selain itu, CGS CIMB merangkum sejumlah katalis yang menjadi memengaruhi harga nikel kedepannya. Sentimen tersebut di antaranya datang dari kabar kasus penipuan Trafigura yang membuat pasar percaya bahwa persediaan nikel lebih rendah dari yang sebenarnya.
Informasi saja, perusahaan trader komoditas Trafigura menanggung kerugian hingga USD577 juta atau setara Rp 8,73 triliun (kurs Rp15.136 per dolar AS) dari penipuan transasksi pembelian dan pengiriman nikel pada 9 Feburari 2023 lalu.
Selanjutnya, permintaan NPI diredam dalam sebulan terakhir karena liburan Tahun Baru China hingga pemeliharan tahunan. Hal ini diperburuk oleh merosotnya permintaan nikel-matte dari nikel sulfat yang menyebabkan Tsingshan kembali memproduksi NPI.
"Kabar dari nike sulfat yang berhasil digunakan dalam memproduksi nikel rafinasi pada pertengahan Januari jadi sentimen positif yang menyebabkan harga nikel sulfat naik hingga saat ini," tulis CGS CIMB dalam risetnya.
Hingga Kamis (16/2/2023), Tradingeconomics mencatat, harga nikel saat ini menyentuh USD25.908/ton. Adapun angka tersebut telah merosot 4,72 persen dalam seminggu terakhir dan 4,14 persen dalam kurun sebulan belakangan.
Walaupun memang, secara tahunan (year on year/yoy), harga komoditas nikel masih menguat 9,22 persen.
Merosotnya harga komoditas belakangan tentunya menjadi sentimen negatif bagi pergerakan saham-saham nikel.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I, Kamis (16/2), sebagian besar pemain nikel mencatatkan harga saham yang tekontraksi dalam sebulan dan sepekan. (Lihat tabel di bawah ini)
Adapun, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kontraksi harga saham terdalam, yakni merosot hingga 4,90 persen dalam sepekan. Bahkan, dalam sebulan belakangan, saham INCO sudah ambles hingga 9,33 persen.
Menyusul INCO, saham TINS juga ikut terkoreksi dalam seminggu dan sebulan belakangan. BEI mencatat, harga saham TINS dalam seminggu dan sebulan terakhir masing-masing terkontraksi sebesar 1,24 persen dan 5,91 persen.
Di samping itu, harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) juga merosot dalam sepekan hingga sebulan terakhir.
Menurut data BEI, harga saham ANTM dan DKFT dalam seminggu terakhir masing-masing merosot hingga 4,05 persen dan 0,80 persen. Sedangkan, dalam kurun sebulan terakhir, harga saham ANTM dan DKFT masing-masing anjlok hingga 5,75 persen dan 2,36 persen.
Kendati saham sebagian besar pemain nikel terkoreksi dalam seminggu dan sebulan terakhir karena merosotnya harga komoditas, saham tiga emiten nikel, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), hingga PT PAM Mineral Tbk (NICL) masih mencatatkan kinerja positif.
BEI menyebutkan, saham NIKL masih menguat 0,79 persen dalam seminggu terakhir, walapun memang dalam sebulan belakangan terkontraksi hingga 3,03 persen. Sementara, saham MDKA dalam seminggu masih bertumbuh 2,84 persen dan sebulan masih terapresiasi 0,26 persen.
Di samping itu, saham NICL justru mencatatkan kinerja yang moncer dalam sepekan dan sebulan belakangan.
Melansir data BEI pada sesi I, Kamis (16/2), harga saham NICL dalam sepekan naik hingga 12,06 persen. Bahkan, dalam sebulan belakangan, saham nikel ini terkerek hingga 47,66 persen. (TSA)