Harga Komoditas: CPO Rebound, Minyak WTI Tembus USD90 per Barel
Sejumlah harga komoditas mengalami kenaikan pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (15/9/2023).
IDXChannel - Sejumlah harga komoditas mengalami kenaikan pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (15/9/2023).
Harga minyak sawit (CPO) terpantau rebound dengan kenaikan tiga hari beruntun. Sementara di pasar minyak bumi, WTI dan Brent masih menunjukkan tren bullish.
Minyak sawit berjangka Malaysia diperdagangkan mendekati MYR3.800 per ton. Harga CPO menikmati momentum rebound untuk sesi ketiga berturut-turut, didukung oleh kenaikan harga minyak nabati lainnya. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sementara itu, India dilaporkan membeli 1,13 juta ton minyak sawit sepanjang Agustus, naik 3,9 persen di banding bulan sebelumnya. Ini juga merupakan pembelian level tertinggi dalam 9 bulan.
Di China, aktivitas ekonomi tercatat menguat pada bulan lalu dengan pertumbuhan penjualan ritel dan output industri mengalahkan konsensus.
Sementara itu, Indonesia menetapkan harga referensi minyak sawit mentah sebesar USD798,83 per ton untuk periode 16-30 September. Penetapan harga ini berdampak pada pajak dan retribusi ekspor tidak berubah masing-masing sebesar USD33 per ton dan USD85 per ton.
Berdasarkan data kargo, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 September turun 11,2 persen bulanan, berdasarkan temuan Intertek Testing Services.
Sementara itu, inspektur independen AmSpec Agri Malaysia memperkirakan penurunan pengiriman CPO Malaysia sebesar 20,4 persen.
Meski demikian, persediaan minyak sawit Malaysia naik ke level tertinggi dalam 7 bulan per akhir Agustus.
Di pasar minyak bumi, minyak mentah berjangka WTI menguat di atas USD90 per barel pada hari ini. Harga minyak WTI mencapai level tertinggi baru dalam sepuluh bulan di tengah membaiknya prospek permintaan global dan pengetatan pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent juga naik di atas USD94 per barel di hari yang sama dan juga mencapai level tertinggi baru dalam sepuluh bulan.
Patokan minyak AS juga naik hampir 4 persen minggu ini dan berada di jalur kenaikan untuk minggu ketiga berturut-turut.
Pada Kamis, (14/9), bank sentral China memotong persyaratan cadangan wajib minimum atau cash reserve requirements untuk semua bank guna meningkatkan pemulihan ekonomi negara tersebut.
Kebijakan ini diharapkan meningkatkan prospek permintaan di negara importir minyak mentah utama dunia tersebut.
Pasar juga meningkatkan ekspektasi bahwa bank-bank sentral utama mendekati akhir dari siklus pengetatan suku bunga menambah sentimen pasar minyak.
Dari sisi pasokan, OPEC, pemerintah AS, dan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan defisit pasokan minyak akan terjadi pada kuartal keempat disebabkan oleh berlanjutnya pengurangan pasokan oleh Arab Saudi dan Rusia.
Di pasar energi lainnya, harga batu bara mengalami pelemahan 1,12 persen untuk kontrak November di level USD 168 per ton.
Meski demikian, penurunan ini masih di batas level tertinggi dalam tiga bulan. Setelah sebelumnya harga batu bara kontrak Oktober 2023 melonjak 3,38 persen pada perdagangan Rabu (13/9) di level USD168 per ton. (ADF)