MARKET NEWS

Harga Komoditas Masih Loyo, Saham Batu Bara ADMR-UNTR Cs Malah Ijo

Melati Kristina - Riset 13/02/2023 13:54 WIB

Saham sejumlah emiten batu bara menguat di tengah lesunya harga komoditas yang menjadi tanda normalisasi harga batu bara bakal lebih cepat.

Harga Komoditas Masih Loyo, Saham Batu Bara ADMR-UNTR Cs Malah Ijo (foto: MNC Media)

IDXChannel – Saham sejumlah emiten batu bara dari PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) hingga PT United Tractors Tbk (UNTR) kompak menguat pada perdagangan sesi I, Senin (13/2/2023).
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (13/2/2023) pukul 11.14 WIB, saham ADMR memimpin melesatnya saham-saham batu bara dengan kenaikan harga saham hingga 3,44 persen ke level Rp1.505/saham. 

Menyusul ADMR, saham PT ABM Investama juga terkerek 3,08 persen menjadi Rp2.680/saham di periode ini. Sedangkan sejumlah emiten batu bara lainnya seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk, PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga ikut menguat.

Menurut data BEI pada periode yang sama, saham ITMG naik hingga 2,27 persen ke level Rp34.925/saham. Sedangkan, saham ADRO juga melesat hingga 2,19 persen menjadi Rp2.800/saham. 

Di samping itu, saham INDY dan BUMI masing-masing juga terapresiasi sebear 1,81 persen dan 1,46 persen. 
Adapun, harga saham INDY naik menjadi Rp2250/saham. Sementara, saham BUMI juga menguat ke level Rp139/saham. 

Selain saham-saham yang telah disebutkan di atas, sejumlah emiten batu bara lainnya juga mencatatkan kenaikan harga saham pada perdagangan sesi I, Senin (13/2/2023).

Emiten tersebut di antaranya adalah PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), hingga UNTR. (Lihat tabel di bawah ini.)

Menurut data BEI pada periode yang sama, saham GEMS dan BYAN menguat masing-masing 1,14 persen dan 0,93 persen.

Adapun harga saham GEMS naik ke level Rp6.675/saham. Sedangkan harga saham BYAN ikut menguat menjadi Rp19.025/saham.

Menyusul emiten-emiten di atas, saham TOBA dan UNTR masing-masing juga terapresiasi sebesar 0,90 persen dan 0,51 persen.

Sementara, harga saham TOBA dan UNTR masing-masing berada di level Rp560/saham dan Rp24.625/saham.

Harga Komoditas Loyo, Normalisasi Batu Bara Bakal Lebih Cepat?

Di awal 2023, harga komoditas batu bara tampak loyo seiring dengan usainya boom komoditas pada tahun lalu.

Melansir riset UOB KayHian bertajuk “Company Update: Indo Tambangraya Megah” yang dirilis pada Rabu (8/2), harga batu bara sudah turun lebih dari 40 persen menjadi USD230-250/ton di awal Februari.

Dengan demikian, harga komoditas batu bara tersebut berada di level terendah sejak April tahun 2022 lalu.

Sementara, menurut data Tradingeconomics, harga batu bara per Senin (13/2) mencapai USD218/ton atau merosot 3,33 persen secara harian.

Adapun, harga tersebut sudah merosot 7,63 persen dalam seminggu terakhir. Bahkan, dalam sebulan belakangan, harga batu bara ambles hingga 42,63 persen.

Tradingeconomics mencatat, selama setahun belakangan harga komoditas batu bara sudah anjlok hingga 11,02 persen.

Menurunnya harga batu bara dipengaruhi oleh sentimen dari China yang melanjutkan impor batu bara dari Australia sehingga mengurangi gangguan pasokan batu bara.

“Normalisasi harga batu bara berlangsung lebih cepat dari prediksi karena berkurangnya kekhawatiran akan kekurangan pasokan batu bara,” tulis riset tersebut.

Selain itu, cuaca yang lebih hangat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga meredakan kekhawatiran akan kurangnya pasokan batu bara.

Kendati demikian, harga komoditas bisa mengalami rebound jangka pendek berkat berakhirnya libur Tahun Baru Imlek dan kembali normalnya permintaan batu bara di industri hilir.

Adapun, UOB KayHian memproyeksikan, harga batu bara akan stabil di USD260-280 ton pada 2023.

“China berencana meningkatkan produksi batu baranya setelah membuka kembali keran perekonomian, sedangkan di Indonesia, produksi batu bara diproyeksi akan tumbuh 5 persen secara year on year (yoy) menjadi 695 ton pada 2023,” tulis UOB KayHian. (TSA)

SHARE