MARKET NEWS

Harga Minyak Dunia Kian Melambung, Presiden Jokowi Pertimbangkan Impor dari Rusia

Taufan Sukma/IDX Channel 12/09/2022 10:35 WIB

Aksi impor minyak dari Rusia ini dalam jumlah besar ini belum pernah dilakukan oleh Indonesia sebelumnya.

Harga Minyak Dunia Kian Melambung, Presiden Jokowi Pertimbangkan Impor dari Rusia (foto: MNC media)

IDXChannel - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengaku tengah mengkaji semua opsi yang tersedia di pasar terkait kian melambungnya harga energi di level internasional. Termasuk juga opsi membeli minyak dari Rusia, sebagaimana telah dilakukan oleh India dan China.

Aksi impor minyak dari Rusia ini dalam jumlah besar ini belum pernah dilakukan oleh Indonesia sebelumnya. Namun kemungkinan tersebut menurut Jokowi terbuka, seiring dengan tekanan yang dirasakan seiring lonjakan harga minyak dunia, yang memaksanya menaikkan harga Bahan bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu.

"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja (kami tertarik)," ujar Jokowi, sebagaimana dilansir Financial Times, Senin (12/9/2022).

Menurut Jokowi, langkah menaikkan harga BBM merupakan pilihan sulit dan menjadi opsi terakhir yang harus diambil pemerintah guna mengurangi tekanan fiskal yang cukup besar dari kenaikan harga minyak dunia.

Jika opsi mengimpor minyak dari Rusia ini benar-benar diambil, tentu diyakini bakal membuat Indonesia berada dalam posisi sulit. Langkah impor minyak dari Rusia dengan harga yang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan oleh negara-negara G7 bakal membuat Indonesia rentan dijatuhi sanksi.

Terlebih, Indonesia dalam waktu dekat, tepatnya November 2022, bakal menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali. Dalam event internasional itu, Jokowi telah mengundang para pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

“Ada kewajiban bagi pemerintah untuk mencari berbagai sumber dalam memenuhi kebutuhan energi rakyatnya. yang kami lakukan adalah menemukan solusi (atas terus meningkatnya harga minyak dunia)," tutur JOkowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyoroti kesulitan yang dirasakan banyak negara ketika mencoba menavigasi geopolitik dan krisis energi yang melanda rumah tangga dan bisnis di seluruh dunia.

Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah lama mengikuti kebijakan non-alignment dengan negara adidaya. Jokowi juga secara khusus telah mengunjungi Moskow dan Kyiv pada bulan Juni untuk mengundang kedua presiden hadir pada KTT G20. Kunjungan dilakukan hanya beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari.

Sebelumnya, pihak Rusia memang telah melayangkan tawaran pasokan minyak kepada Indonesia dengan harga 30 persen lebih rendah dari harga pasar internasional. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola dan mendistribusikan BBM di Indonesia, yaitu Pertamina, pada Agustus 2022 lalu mengaku juga sedang mengkaji risiko yang mungkin didapat Indonesia bila ngotot mengimpor minyak dari Rusia.

Hal ini mengingat sebelumnya, AS memang dengan tegas mengancam bakal menjatuhkan sanksi kepada negara-negara pembeli minyak Rusia yang tidak patuh pada batas harga yang telah ditentukan negara-negara G7.

Sanksi ini diyakini bakal menjadi batu sandungan perekonomian Indonesia yang sejauh ini telah berhasil melewati tekanan krisis energi seiring konsumsi domestik yang kuat, serta ditopang oleh keuntungan tak terduga (windfall) dari ekspor dua komoditas andalannya, yaitu batu bara dan minyak sawit, yang harganya juga tengah melambung.

“Bagaimana pun permasalahan energi sangat erat kaitannya dengan kepentingan terbaik untuk rakyat," tegas Jokowi. (TSA)

SHARE