MARKET NEWS

Harga Minyak Menguat di Tengah Ekonomi AS Solid dan Risiko Pasokan

TIM RISET IDX CHANNEL 24/12/2025 07:40 WIB

Harga minyak dunia ditutup menguat pada perdagangan Selasa (23/12/2025), seiring investor menilai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat.

Harga Minyak Menguat di Tengah Ekonomi AS Solid dan Risiko Pasokan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia ditutup menguat pada perdagangan Selasa (23/12/2025), seiring investor menilai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan serta risiko gangguan pasokan minyak dari Venezuela dan Rusia.

Kontrak berjangka (futures) minyak Brent ditutup naik 0,5 persen ke level USD62,38 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 0,64 persen menjadi USD58,38 per barel.

Pada perdagangan Senin, harga minyak telah melonjak lebih dari 2 persen. Brent mencatat kenaikan harian terbesar dalam dua bulan, sedangkan WTI mencatat penguatan terbesar sejak 14 November.

Penguatan harga minyak turut didorong data ekonomi AS yang solid. Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS menyebutkan, dilansir dari Reuters, dalam estimasi awal produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga, ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan berkat belanja konsumen yang tetap kuat.

Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan pasar masih menimbang implikasi data tersebut.

“Pasar sedang mencoba menentukan apakah harus lebih antusias terhadap permintaan yang didorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, atau justru khawatir The Fed harus menahan laju pertumbuhan tersebut untuk mengendalikan inflasi,” ujarnya.

Namun, data ekonomi lain menunjukkan gambaran yang beragam. Kepercayaan konsumen AS memburuk pada Desember seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap lapangan kerja dan pendapatan.

Sementara itu, produksi pabrik tercatat stagnan pada November setelah sebelumnya turun pada Oktober.

Investor juga mencermati risiko gangguan pasokan minyak dari Venezuela.

Presiden AS Donald Trump awal bulan ini mengumumkan blokade terhadap seluruh kapal tanker minyak yang dikenai sanksi dan keluar-masuk Venezuela, langkah yang membuat pemilik kapal meningkatkan kewaspadaan.

Kapal tanker raksasa berbendera Panama, Kelly, yang sempat berlayar membawa minyak dari Venezuela pekan lalu, dilaporkan kembali ke perairan Venezuela setelah AS mencegat sejumlah kapal tanker lainnya, menurut layanan pemantauan TankerTrackers.com.

Analis UBS Giovanni Staunovo menilai kapasitas penyimpanan Venezuela yang semakin terbatas meningkatkan risiko penghentian produksi.

“Dengan kapasitas penyimpanan yang kian menyusut, risiko Venezuela harus menutup sebagian produksi menjadi semakin besar,” katanya.

Aktivitas pemuatan tanker di Venezuela pun melambat. Sebagian besar kapal kini hanya memindahkan muatan minyak antar pelabuhan domestik, menyusul langkah AS terhadap lebih banyak kapal tanker. Trump pada Senin juga menyatakan AS mungkin akan menyimpan atau menjual minyak yang disita di lepas pantai Venezuela.

Selain itu, gangguan pasokan minyak dari Rusia turut menopang harga. Pasukan Rusia menyerang pelabuhan Odesa di Laut Hitam, Ukraina, pada Senin malam dan merusak fasilitas pelabuhan serta sebuah kapal.

Serangan ini menjadi yang kedua dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Di sisi lain, serangan drone Ukraina merusak dua kapal, dua dermaga, dan memicu kebakaran di sebuah desa di wilayah Krasnodar, Rusia.

Ukraina juga menargetkan jalur logistik maritim Rusia, dengan fokus pada kapal tanker armada bayangan yang berupaya menghindari sanksi terhadap Rusia.

Barclays dalam catatannya pekan ini menyebut pasar minyak diperkirakan tetap memiliki pasokan yang cukup pada paruh pertama 2026.

Namun, surplus minyak diproyeksikan menyusut menjadi sekitar 700.000 barel per hari pada kuartal keempat 2026, dan gangguan pasokan yang berkepanjangan berpotensi memperketat pasar.

Dari sisi persediaan, stok minyak mentah AS naik 2,39 juta barel pekan lalu. Persediaan bensin meningkat 1,09 juta barel, sementara stok distilat bertambah 685.000 barel, berdasarkan data American Petroleum Institute (API).

Data resmi dari Energy Information Administration (EIA) dijadwalkan rilis pada Senin, lebih lambat dari biasanya karena libur. (Aldo Fernando)

SHARE