MARKET NEWS

Harga Minyak Menguat Ditopang Pelemahan Dolar dan Gangguan Pasokan Rusia

TIM RISET IDX CHANNEL 02/09/2025 07:18 WIB

Harga minyak mentah global Brent naik 1 persen pada Senin (1/9/2025), didorong kekhawatiran bahwa serangan udara yang kian intensif di Rusia dan Ukraina.

Harga Minyak Menguat Ditopang Pelemahan Dolar dan Gangguan Pasokan Rusia. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah global Brent ditutup naik 1 persen pada Senin (1/9/2025), didorong kekhawatiran bahwa serangan udara yang kian intensif di Rusia dan Ukraina bisa mengganggu pasokan, sementara pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) turut memberi dukungan.

Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup menguat 1 persen ke USD68,15 per barel. Minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI), meningkat 1,1 persen ke USD64,68 per barel.

Namun, karena libur Hari Buruh di AS, tidak ada penyelesaian (settlement) untuk kontrak WTI pada Senin, sehingga volume perdagangan Brent maupun WTI relatif tipis.

Melansir dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu berjanji membalas serangan drone Rusia terhadap fasilitas listrik di wilayah utara dan selatan negaranya, sekaligus memerintahkan serangan lebih jauh ke dalam wilayah Rusia.

Tiga setengah tahun sejak perang pecah, kedua pihak belakangan meningkatkan serangan udara meski upaya penyelesaian krisis tetap berjalan.

Pasar masih mencermati arus minyak Rusia, dengan pengiriman mingguan dari pelabuhannya turun ke level terendah empat pekan yakni 2,72 juta barel per hari, menurut data pelacakan kapal yang dikutip analis ANZ.

Dari sisi makroekonomi, laporan pasar tenaga kerja AS pekan ini akan menjadi tolok ukur kondisi ekonomi sekaligus menguji keyakinan investor terhadap peluang pemangkasan suku bunga, yang telah mendorong selera pada aset berisiko seperti komoditas.

Menjelang rilis data tersebut, dolar AS berada dekat posisi terendah lima pekan pada Senin, membuat harga minyak lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain.

Investor juga menyoroti pertemuan di Beijing, di mana Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri sebuah konferensi regional.

Aktivitas manufaktur China pada Agustus tercatat tumbuh tercepat dalam lima bulan, menurut survei swasta yang dirilis Senin, memberi dukungan tambahan pada harga minyak dan tembaga.

Selain itu, pasar menunggu rapat OPEC+ pada 7 September. “Pertanyaan fundamental berikutnya adalah apakah produsen OPEC+ akan terus menaikkan target produksi setelah September. Keputusan akan keluar dalam beberapa hari,” ujar analis energi Tim Evans.

Menurut catatan analis HSBC, setelah berakhirnya musim panas, persediaan minyak diperkirakan meningkat pada kuartal terakhir 2025 dan kuartal pertama 2026, dengan surplus 1,6 juta barel per hari pada kuartal IV-2025.

Pasokan OPEC+ yang lebih tinggi dan meningkatnya stok minyak berpotensi menekan harga setelah Brent dan WTI sama-sama mencatat penurunan bulanan pertama dalam empat bulan pada Agustus, masing-masing kehilangan lebih dari 6 persen. “Pelaku pasar minyak akan tetap berhati-hati,” kata analis PVM John Evans, merujuk pada tambahan pasokan OPEC+. (Aldo Fernando)

SHARE