Harga Minyak Mentah Fluktuatif di Tengah Kekhawatiran Resesi dan Lockdown China
Pasar minyak juga tertekan akibat ketidakmampuan produsen OPEC dan sekutunya untuk memenuhi kuota produksi mereka.
IDXChannel - Harga minyak mentah bergerak fluktuatif di wilayah positif dan negatif pada perdagangan Selasa (14/6/2022).
Kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika Serikat masih membayangi pasar, ditambah lockdown baru di China yang dapat mengurangi permintaan di tengah pasokan yang ketat.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 11:11 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 turun 0,15% di USD122,09 per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 merosot 0,13% di USD118,91 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) tertekan 0,10% di USD120,81 per barel, sementara WTI Agustus 2022 koreksi 0,09% di USD118,14 per barel.
Kendati menjelang siang harga minyak mengalami koreksi, tetapi performanya masih menguat, menyusul reli dalam beberapa waktu terakhir.
Analis menilai sentimen utama pasar minyak masih berkisar antara upaya China untuk memperlambat penyebaran Covid-19, produksi Libya yang menurun, serta kekhawatiran seputar resesi global.
"Pasokan yang ketat juga diperburuk oleh penurunan ekspor dari Libya di tengah krisis politik mereka," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, dilansir Reuters, Selasa (14/6/2022).
Seperti diketahui, Libya yang notabene merupakan produsen minyak mengalami kekurangan produksi akibat konflik internal. Data ANZ Research yang mengutip menteri perminyakan Libya Mohamed Aoun mengatakan produksi di negara itu telah turun menjadi 100.000 barel per hari dari 1,2 juta barel per hari tahun lalu.
Lebih jauh, pasar minyak juga tertekan akibat ketidakmampuan produsen OPEC dan sekutunya untuk memenuhi kuota produksi mereka. Sementara Rusia masih menghadapi embargo minyak selama agresi militer di Ukraina.
"Untuk saat ini persepsi ketatnya pasokan minyak masih memberikan ketahanan terhadap harga minyak," kata analis komoditas Commonwealth Bank, Tobin Gorey.
Pasar akan menunggu rilis persediaan mingguan AS dari American Petroleum Institute pada Selasa ini (14/6) dan sejumlah data dari Badan Administrasi Informasi Energi AS pada Rabu (15/6) untuk melihat seberapa ketat pasokan minyak mentah dan bahan bakar di AS.
Enam analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun 1,2 juta barel dalam seminggu terakhir per 3 Juni. Adapun stok bahan bakar diprediksi naik sekitar 800.000 barel, sedangkan persediaan sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, tidak berubah.
(SAN)