MARKET NEWS

Harga Minyak Naik 2 Persen Didorong Kesepakatan Dagang AS-UE dan Ultimatum Baru Trump untuk Rusia

TIM RISET IDX CHANNEL 29/07/2025 07:25 WIB

Harga minyak mentah naik sekitar 2 persen pada Senin (28/7/2025) setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Harga Minyak Naik 2 Persen Didorong Kesepakatan Dagang AS-UE dan Ultimatum Baru Trump untuk Rusia. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah naik sekitar 2 persen pada Senin (28/7/2025) setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Sentimen penggerak lainnya datang dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mempercepat tenggat waktu bagi Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi sanksi tambahan.

Kontrak Brent menguat 2,3 persen ke level USD70,04 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) meningkat 2,4 persen menjadi USD66,71 per barel.

Harga Brent sempat menyentuh posisi tertinggi dalam 10 hari setelah Trump mengumumkan pemangkasan tenggat waktu dari 50 hari menjadi hanya 10–12 hari bagi Rusia untuk mengakhiri invasi ke Ukraina.

Analis pasar dari IG, Tony Sycamore, menyebut, kesepakatan AS-Uni Eropa serta potensi perpanjangan gencatan tarif antara AS dan China turut mendukung penguatan pasar keuangan global, termasuk harga minyak.

Mengutip Reuters, kesepakatan dagang yang diumumkan pada Minggu tersebut menetapkan tarif impor AS sebesar 15 persen untuk sebagian besar barang dari Uni Eropa. Trump juga menyampaikan bahwa kesepakatan itu mencakup rencana pembelian energi dari AS senilai USD750 miliar oleh UE dalam beberapa tahun mendatang.

“Eropa akan harus melepas sebagian besar pasokan energi yang mereka dapat dari Rusia,” kata analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.

“Kesepakatan ini tidak hanya memberi dorongan besar bagi produsen energi AS, tapi juga meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera berunding,” imbuh Flynn.

Sementara itu, pejabat tinggi AS dan China tengah bertemu di Stockholm pada Senin untuk membahas kemungkinan perpanjangan gencatan tarif sebelum tenggat 12 Agustus.

Analis dari PVM, Tamas Varga, mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-Uni Eropa telah mengurangi ketidakpastian di pasar, dan perhatian kini mulai kembali tertuju pada faktor fundamental. Namun, ia juga mencatat bahwa penguatan dolar dan penurunan impor minyak dari India menjadi tekanan tambahan bagi harga minyak.

Dari sisi pasokan, panel OPEC+ pada Senin menekankan pentingnya kepatuhan penuh terhadap kesepakatan produksi minyak, menjelang pertemuan delapan negara anggota OPEC+ pada Minggu mendatang yang akan membahas kemungkinan peningkatan produksi untuk September.

ING memperkirakan OPEC+, yang terdiri dari negara-negara anggota OPEC dan sekutunya seperti Rusia, akan menyelesaikan pengembalian penuh pemangkasan pasokan sukarela tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari paling lambat akhir September. (Aldo Fernando)

SHARE