MARKET NEWS

Harga Minyak Naik 2 Persen, Investor Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Nia Deviyana 12/04/2023 06:44 WIB

Harga minyak naik sekitar 2% pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023) di tengah harapan Federal Reserve (The Fed) melonggarkan pengetatan kebijakannya.

Harga Minyak Naik 2 Persen, Investor Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Harga minyak naik sekitar 2% pada penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023) di tengah harapan Federal Reserve (The Fed) melonggarkan pengetatan kebijakannya. Ekspektasi tersebut muncul menjelang rilis laporan inflasi utama AS hari ini, meskipun kekhawatiran tetap ada terkait permintaan minyak China.

Melansir Reuters, minyak mentah Brent berjangka naik USD1,43 atau 1,7% menjadi USD85,61 per barel. West Texas Intermediate Futures AS naik USD1,79 atau 2,2% menjadi USD81,53 per barel.

Investor lebih optimis Federal Reserve semakin dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

"Prospek Fed menaikkan suku bunga acuan hanya sekali lagi dan dalam kenaikan 25 basis poin merupakan titik awal yang berguna tetapi jalur kebijakan bank sentral akan bergantung pada data yang masuk," ujar Presiden Fed New York John Williams.

Laporan inflasi AS yang akan dirilis hari ini diharapkan dapat membantu investor mengukur lintasan jangka pendek untuk suku bunga.

"Prospek permintaan minyak mentah jangka pendek akan segera menjadi lebih jelas. Minggu ini kita akan mengetahui apakah ekonomi AS mengambil langkah-langkah ke dalam kolam resesi atau apakah akan melakukan tembakan meriam ke dalamnya," kata Edward Moya, analis senior di OANDA.

Namun, data dari China menunjukkan inflasi konsumen pada Maret naik pada laju paling lambat sejak September 2021, menunjukkan pelemahan permintaan negara tersebut berlanjut.

Minyak berjangka telah naik sekitar 7% sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) termasuk Rusia mengejutkan pasar pekan lalu dengan pemotongan target produksi mulai Mei.

Produksi OPEC+ akan turun 500.000 bpd pada 2023, kemudian naik 1 juta bpd pada 2024, setelah perjanjian produksi grup tersebut berakhir, demikian perkiraan Energy Information Administration (EIA).

EIA memprediksi total produksi bahan bakar cair non-OPEC tumbuh 1,9 juta barel per hari (bph) pada 2023 dan 1 juta bph pada 2024. (NIA)

SHARE