Harga Minyak Naik Tipis, Didukung Permintaan AS dan Redanya Risiko Timur Tengah
Harga minyak menguat tipis pada Kamis (27/6/2025), didukung oleh penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
IDXChannel - Harga minyak menguat tipis pada Kamis (27/6/2025), didukung oleh penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) akibat meningkatnya permintaan selama musim mengemudi musim panas.
Namun, meredanya kekhawatiran atas pasokan dari Timur Tengah membatasi kenaikan harga lebih lanjut.
Kontrak berjangka (futures) WTI ditutup naik 0,5 persen ke USD65,24 per barel, sementara Brent kontrak paling aktif menguat 0,4 persen ke USD66,69.
Sehari sebelumnya, kedua acuan harga ini sempat naik hampir 1 persen, pulih dari tekanan yang terjadi awal pekan setelah data menunjukkan permintaan di AS tetap kuat. Meski begitu, Brent masih diperdagangkan di bawah harga penutupan USD69,36 pada 12 Juni, sehari sebelum Israel memulai serangan udara ke Iran.
Menurut analis, musim mengemudi di AS memang dimulai lambat, tetapi kini mulai mendorong permintaan. “Pasar mulai menyadari bahwa stok minyak mentah tiba-tiba sangat ketat,” kata analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip Reuters.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan, persediaan minyak mentah dan bahan bakar di AS menurun pada pekan yang berakhir 20 Juni seiring meningkatnya aktivitas kilang dan permintaan. Stok minyak mentah turun sebesar 5,8 juta barel, jauh melampaui ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 797.000 barel.
Sentimen positif juga datang dari pelemahan indeks dolar AS, yang jatuh ke posisi terendah dalam tiga tahun setelah laporan Presiden AS Donald Trump berencana menunjuk ketua baru Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.
Hal ini memicu spekulasi baru akan pemangkasan suku bunga AS. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.
Meski demikian, tanda-tanda meredanya risiko pasokan dari Timur Tengah turut membatasi reli harga. Menjelang penutupan pasar, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa hasil dari konflik dengan Iran membuka peluang perdamaian yang tidak boleh disia-siakan negaranya.
Presiden Trump menyambut baik berakhirnya konflik Iran-Israel dan menyebut AS kemungkinan meminta komitmen dari Teheran untuk menghentikan ambisi nuklirnya dalam perundingan pekan depan.
Ia juga menegaskan bahwa AS tetap menerapkan tekanan maksimum terhadap Iran, termasuk pembatasan ekspor minyak, meskipun terbuka terhadap pelonggaran sanksi untuk mendukung proses rekonstruksi di negara tersebut.
“Dorongan cepat untuk gencatan senjata menunjukkan bahwa Presiden Trump cukup sensitif terhadap harga minyak yang tinggi. Ini bisa membatasi premi risiko geopolitik meskipun konflik belum benar-benar usai,” kata analis Citi dalam catatan hari Kamis. (Aldo Fernando)