Harga Minyak Turun Sepekan, Ketegangan Mereda dan Banjir Pasokan Mengintai
Harga minyak dunia naik tipis pada Jumat (17/10/2025), namun mencatatkan penurunan mingguan sebesar 2 persen.
IDXChannel – Harga minyak dunia naik tipis pada Jumat (17/10/2025), namun mencatatkan penurunan mingguan sebesar 2 persen.
Tekanan terutama datang dari proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) mengenai kelebihan pasokan yang semakin besar, serta sentimen rencana pertemuan lanjutan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas Ukraina.
Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup di USD61,29 per barel, naik 0,38 persen. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir di USD57,54 per barel, menguat 0,14 persen pada Jumat lalu.
WTI dan Brent sama-sama menutup pekan dengan penurunan 2,3 persen.
Melansir dari Reuters, Trump dan Putin pada Kamis sepakat menggelar pertemuan lanjutan mengenai perang di Ukraina, yang akan berlangsung dalam dua pekan mendatang di Hungaria. Langkah ini menyusul kesepakatan gencatan senjata yang, setidaknya untuk sementara, mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza.
Trump pada Jumat dijadwalkan menuju Gedung Putih untuk mendorong bantuan militer tambahan, termasuk rudal jarak jauh Tomahawk buatan AS, sementara Washington menekan India dan China agar menghentikan pembelian minyak Rusia.
“Kita baru saja menyaksikan kesepakatan damai seumur hidup di Timur Tengah, Iran sudah dinetralkan, dan kini Ukraina. Risiko pasar berkurang dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Analis Senior di Price Futures Group, Phil Flynn.
Penurunan harga minyak sepanjang pekan ini juga dipicu oleh meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China, yang menambah kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan menurunnya permintaan energi.
“Situasi ini benar-benar meruntuhkan kepercayaan,” kata Managing Director di Onyx Capital Group, Jorge Montepeque, yang memperkirakan ekonomi AS terdampak dengan cepat.
Flynn menambahkan, kebakaran yang terjadi pada Kamis malam di kilang BP Whiting, Indiana, diperkirakan hanya memengaruhi pasar Midwest.
Kepala Analisis Perminyakan GasBuddy, Patrick DeHaan, mengatakan harga bensin di kawasan Great Lakes diperkirakan melonjak.
“Harga bensin spot di Great Lakes melonjak akibat kebakaran kilang BP semalam, bisa memicu kenaikan harga dalam waktu dekat,” tulis DeHaan di X.
Ia menambahkan, “Untuk saat ini, harga grosir mengarah pada kenaikan sekitar 20 sen per galon.”
Faktor lain yang membatasi kenaikan harga minyak adalah prospek IEA mengenai kelebihan pasokan yang semakin besar pada 2026. Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Kamis melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat 3,5 juta barel pada pekan lalu menjadi 423,8 juta barel. Angka ini jauh lebih besar dari perkiraan para analis dalam jajak pendapat Reuters yang hanya sebesar 288.000 barel.
Kenaikan persediaan tersebut terutama dipicu oleh rendahnya tingkat pemanfaatan kilang karena banyak fasilitas tengah menjalani perawatan rutin musim gugur.
Data juga menunjukkan produksi minyak AS naik ke 13,636 juta barel per hari, level tertinggi sepanjang sejarah. (Aldo Fernando)