MARKET NEWS

Harga Minyak Turun Tertekan Kuatnya Dolar dan Kekhawatiran Kelebihan Pasokan

TIM RISET IDX CHANNEL 05/11/2025 07:25 WIB

Harga minyak dunia ditutup melemah pada Selasa (4/11/2025) setelah rilis data manufaktur yang lemah dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) menekan permintaan.

Harga Minyak Turun Tertekan Kuatnya Dolar dan Kekhawatiran Kelebihan Pasokan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia ditutup melemah pada Selasa (4/11/2025) setelah rilis data manufaktur yang lemah dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) menekan permintaan.

Sementara itu, keputusan OPEC+ untuk menunda kenaikan produksi pada kuartal I-2026 dinilai mencerminkan kekhawatiran kelompok produsen tersebut terhadap potensi kelebihan pasokan.

Harga minyak mentah Brent turun 0,7 persen menjadi USD64,44 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 0,8 persen ke USD60,56 per barel.

“Kontrak berjangka minyak mendapat tekanan dari penguatan dolar AS. Pasar saham AS juga terkoreksi tajam di awal perdagangan karena dampak penutupan pemerintahan yang mulai menekan aktivitas ekonomi dan pada akhirnya dapat mengurangi permintaan bahan bakar domestik,” ujar Wakil Presiden Senior BOK Financial, Dennis Kissler.

Nilai dolar naik ke posisi tertinggi empat bulan terhadap euro setelah meningkatnya keraguan terhadap prospek pemangkasan suku bunga lanjutan tahun ini. Penguatan dolar membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut, seperti minyak, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Bursa Wall Street juga tertekan setelah sejumlah bank besar AS memperingatkan potensi aksi jual lanjutan di pasar.

AS kini memasuki hari ke-35 penutupan pemerintahan, menyamai rekor yang terjadi pada masa jabatan pertama Presiden Donald Trump.

Dampaknya makin terasa. Bantuan pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah terhenti, pekerja federal di bandara, kepolisian, dan militer belum menerima gaji, sementara perekonomian berjalan tanpa panduan jelas akibat terbatasnya publikasi data resmi.

Dari Asia, aktivitas manufaktur Jepang menyusut pada Oktober dengan laju tercepat dalam 19 bulan terakhir, menurut survei sektor swasta.

Perusahaan energi asal Prancis, TotalEnergies, memperkirakan permintaan minyak global masih meningkat hingga 2040 sebelum menurun secara bertahap. Dalam laporan prospek energinya, perusahaan menyebut kekhawatiran terhadap keamanan energi dan kurangnya koordinasi politik memperlambat upaya pengurangan emisi.

Pada Minggu lalu, OPEC+ menyetujui kenaikan kecil produksi minyak untuk Desember dan menunda rencana peningkatan lebih lanjut pada kuartal I-2026.

 Survei Reuters pada Selasa menunjukkan bahwa produksi minyak OPEC kembali meningkat pada Oktober, meskipun laju kenaikannya melambat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Dampak penguatan harga minyak akibat sanksi AS terhadap perusahaan energi Rusia, Lukoil dan Rosneft, juga mulai memudar.

“Ketika sanksi tambahan terhadap perusahaan yang masih berdagang dengan entitas Rusia mulai berlaku pada 21 November, pengaruhnya kemungkinan hilang atau tertunda,” tulis Kepala Analis Komoditas SEB Research, Bjarne Schieldrop.

Pelaku pasar kini menantikan data stok minyak terbaru dari American Petroleum Institute (API) yang akan dirilis malam ini. Berdasarkan jajak pendapat awal Reuters, persediaan minyak mentah AS diperkirakan meningkat pada pekan lalu. (Aldo Fernando)

SHARE