Harga Nikel Melambung, Investor NCKL hingga TINS Pesta Cuan
Harga saham nikel hingga timah, melompat pada perdagangan Senin (22/4/2024) seiring harga komoditas acuannya melonjak.
IDXChannel – Harga saham nikel hingga timah, melompat pada perdagangan Senin (22/4/2024) seiring harga komoditas acuannya melonjak.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.48 WIB, saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) terbang 10,88 persen ke Rp163 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp3 miliar dan volume perdagangan 21 juta saham.
Di bawah NICL, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melejit 8,52 persen ke Rp955 per saham, saham PT Timah Tbk (TINS) mendaki 8,00 persen, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) tumbuh 2,88 persen.
Selanjutnya, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,59 persen, ANTM terangkat 1,42 persen, dan HRUM menguat 0,78 persen.
Pada Senin, kontrak berjangka (futures) nikel pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange naik 0,8 persen ke USD19.700 per ton, mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan.
Hal tersebut seiring, mengutip Reuters, Senin (22/4), kabar pasar mengenai rencana pemerintah China untuk membeli logam tersebut untuk persediaan negara memicu kekhawatiran terbatasnya pasokan, sedangkan sentimen bullish pada logam dasar juga mendukung hal tersebut.
Kontrak nikel tersebut melonjak 8,6% pada pekan lalu.
Sementara, kontrak nikel bulan Juni yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Berjangka Shanghai melonjak 6% menjadi CNY147.660 (USD20.389,68) per ton, level tertinggi sejak Oktober 2023.
Nikel terdorong oleh pembicaraan pasar bahwa Badan Pangan dan Cadangan Strategis Nasional China, berencana membeli nikel pig iron, bahan baku utama untuk baja tahan karat, kata sumber industri kepada Reuters.
Larangan logam dari Rusia, salah satu pemasok utama nikel dan aluminium dunia, oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris juga meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan global.
Lembaga penelitian yang didukung pemerintah China, Antaike, memperkirakan prospek logam termasuk tembaga, emas, dan aluminium akan tetap kuat karena prospek permintaan China yang kuat dan ketidakpastian makro.
Tidak hanya nikel, futures timah di LME naik 1 persen menjadi USD35.950 per ton, sedangkan aluminium meningkat 0,3 persen menjadi $2,678 per ton.
Tembaga juga naik di awal perdagangan Asia, sebesar 0,7 persen ke USD9.941 per ton.
Analis ANZ Research dalam catatannya, dikutip dari Dow Jones Newswires, Senin (22/4), menjelaskan, sanksi AS dan Inggris baru-baru ini terhadap pasokan logam Rusia telah meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan.
“Hal ini menyebabkan para spekulan meningkatkan taruhan net bullish mereka pada tembaga ke level tertinggi dalam dua tahun,” kata analis ANZ.
ANZ menyebut, posisi LME sebagai pusat perdagangan logam global berarti bahwa larangan tersebut dapat menyebabkan gangguan terhadap arus perdagangan dalam jangka pendek.
“Hal ini terjadi di tengah pasar yang sudah ketat, yang seharusnya mendukung harga dalam jangka pendek. Namun, kami memperkirakan sanksi tersebut hanya akan mengganggu pasokan untuk sementara,” kata para analis ANZ. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.