Harga Rumah Baru di China Turun 4,5 Persen di Juni, Level Terendah sejak 2015
Harga rumah baru di China turun dengan cepat dalam sembilan tahun terakhir. Harga rumah baru tercatat turun 4,5 persen dari tahun sebelumnya.
IDXChannel - Harga rumah baru di China turun dengan cepat dalam sembilan tahun terakhir. Harga rumah baru tercatat turun 4,5 persen dari tahun sebelumnya, mencapai level terendah sejak Juni 2015.
Berdasarkan perhitungan Reuters dari data Biro Statistik Nasional (NBS), harga rumah baru di China per Juni 2024 turun lebih dalam dari penurunan 3,9 persen pada Mei 2024. Jika dibandingkan month-to-month (mtm), angkanya turun 0,7 persen di Juni setelah penurunan 0,7 persena pada Mei 2024.
Harga rumah baru di China merosot karena penjualan properti dan investasi melemah. Sehingga meningkatkan tekanan pada para pengambil kebijakan untuk memberikan lebih banyak stimulus untuk menopang sektor yang terpuruk ini.
Sejak 2021, penurunan tajam pasar properti telah menyebabkan serangkaian pengembang gagal bayar hingga banyak lokasi konstruksi menganggur. Hal ini telah mengikis kepercayaan terhadap sektor properti China, yang secara tradisional disukai oleh investor ritel China sebagai instrument menabung yang aman.
Sektor properti, yang pada puncaknya menyumbang seperempat PDB, masih menjadi hambatan besar bagi perekonomian negara senilai USD18 triliun tersebut.
Sejauh ini, Pemerintah China telah meluncurkan serangkaian langkah dukungan, termasuk memotong biaya pembelian rumah di kota-kota besar dan mengizinkan pemerintah daerah untuk membeli beberapa apartemen yang tidak terjual dan mengubahnya menjadi perumahan yang terjangkau.
Selain itu, beberapa langkah seperti pencabutan pembatasan pembelian rumah telah membantu sentimen pasar. Namun, lebih banyak stimulus mungkin tidak bisa mencegah penurunan harga.
"Struktur penawaran dan permintaan di sektor properti telah terbalik secara fundamental. (Pasar) tidak perlu memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap dampak kebijakan tersebut," kata Zhang Dawei, analis di Centaline Property Agency Ltd seperti dilansir dari Reuters, Senin (15/7/2024).
Dia pun memproyeksi tidak akan ada peningkatan di sektor properti China di masa depan.
Sementara itu, ekonom di Moody's Analytics, Harry Murphy Cruise, mengatakan dukungan yang baru-baru ini diberikan merupakan sebuah langkah ke arah yang benar. Namun, masih kecil jika dibandingkan dengan besarnya permasalahan yang ada.
“Tentakel sektor real estat sangat besar. Ketika sektor ini terpuruk, maka dampaknya akan dirasakan secara luas dalam perekonomian," kata Murphy Cruise.
Data resmi juga menunjukkan ekonomi China tumbuh 4,7 persen pada April-Juni, paling lambat sejak kuartal I-2023 dan meleset dari perkiraan analis sebesar 5,1 persen dalam jajak pendapat Reuters.
Investasi properti turun 10,1% pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dan penjualan rumah berdasarkan luas lantai turun 19,0%, dibandingkan dengan penurunan 20,3% dalam lima bulan pertama tahun ini, menurut angka terpisah dari NBS.
Pasar akan mencermati arahan dari pertemuan kepemimpinan Partai Komunis yang dimulai pada hari ini di mana isu-isu ekonomi utama akan dibahas. Para penasihat kebijakan percaya bahwa China dapat mengungkap perubahan pajak dan fiskal yang akan menyalurkan lebih banyak pendapatan pajak ke pemerintah daerah yang terlilit utang untuk membantu mengurangi tekanan pada keuangan mereka.
“Sisa tahun 2024 akan ditentukan oleh keberhasilan para pejabat dalam menahan penurunan pasar properti dan mendorong belanja domestik. Keduanya memerlukan intervensi yang signifikan,” kata Murphy Cruise dari Moody's Analytics.
(FRI)