Harga Saham Volatil, Manajemen Barito Renewables (BREN) Buka Suara
Manajemen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memberikan penjelasan terkait volatilitas harga saham perseroan.
IDXChannel - Manajemen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memberikan penjelasan terkait volatilitas harga saham perseroan dalam beberapa pekan terakhir ini usai terdepak dari Indeks FTSE Russel.
Dari data RTI Business, saham emiten Prajogo Pangestu itu ditutup naik 4,66 persen ke Rp7.300 pada perdagangan Kamis (26/9) dari sebelumnya yang melemah 3,46 persen di Rp6.975.
Hingga 30 menit perdagangan saham hari ini (27/9) berjalan, saham BREN melemah 1,37 persen di Rp7.200.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Direktur dan Corporate Secretary BREN, Merly mengatakan, perseroan telah menyampaikan seluruh informasi material melalui situs web BEI dan perseroan, termasuk terkait FTSE Russel pada 20 September 2024.
"Berdasarkan hal tersebut, selain dari yang telah disampaikan perseroan, tidak ada fakta atau informasi material tambahan lain yang perlu diungkap ke publik oleh perseroan," ujar dia, Jumat (27/9).
Merly menyebut, tidak ada informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perseroan atau keputusan investasi pemodal.
"Tidak ada aktivitas yang mengakibatkan kepemilikan atau perubahan kepemilikan saham yang dimilki anggota Direksi, Komisaris, dan setiap pihak secara langsung maupun tidak langsung memiliki saham perseroan sebanyak 5 persen atau lebih," tuturnya.
Perseroan, kata Merly juga tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi setidaknya dalam waktu tiga bulan mendatang.
"Berdasarkan informasi verbal yang kami peroleh dari pemegang saham Utama (PSU), sampai saat ini, PSU belum memiliki rencana apapun yang terkait dengan penambahan, pengurangan atau tindakan lain yang berhubungan dengan kepemilikan sahamnya di perseroan," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, saham BREN gagal masuk Indeks FTSE Large Cap usai keputusan terbaru lembaga tersebut terkait konsentrasi tinggi pada empat pemegang saham.
Saham milik taipan Prajogo Pangestu tersebut sedianya masuk FTSE secara efektif pada Senin (23/9). Namun, keputusan itu diralat oleh anak usaha London Stock Exchange itu karena empat pemegang saham besar BREN menguasai hampir 96 persen saham beredar.
Merly mengungkapkan, FTSE Russell merupakan lembaga independen yang memiliki kriteria, persyaratan, dan aturan sebelum memutuskan masuk keluarnya saham dalam indeks FTSE.
"Dalam hal ini, perseroan bersifat pasif dan tidak memiliki kewenangan apapun yang dapat memengaruhi keputusan yang diterbitkan FTSE," katanya.
Terkait laporan FTSE soal "Konsentrasi Tinggi pada Pemegang Saham," Merly pun menjelaskan, empat pemegang saham BREN tak berubah secara signifikan sejak IPO, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Green Era Energy Pte. Ltd (GE), Jupiter Tiger Holdings, dan Prime Hill Funds.
"Sejak 23 Agustus 2024 (pengumuman indeks FTSE) sampai dengan 19 September, tidak terjadi perubahan signifikan terhadap kepemilikan oleh empat pemegang saham tersebut," katanya.
(Fiki Ariyanti)