Harga Sahamnya Sentuh Rp31.000, Emiten Ini Kaji Stock Split
Emiten Grup Lippo ini membuka opsi untuk mengkaji pemecahan nilai saham atau stock split.
IDXChannel - Emiten Grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) membuka opsi untuk mengkaji pemecahan nilai saham atau stock split.
Corporate Secretary MLPT, Wahyudi Chandra mengatakan, manajemen senantiasa melakukan kajian komprehensif dan mendalam terkait opsi-opsi strategis yang dapat meningkatkan likuiditas, serta menjaga daya tarik saham perseroan di pasar.
"Saat ini, manajemen terus memantau dan mengevaluasi berbagai kebijakan strategis, termasuk wacana terkait stock split. Manajemen masih mengkaji opsi-opsi tersebut," kata dia dalam Laporan Hasil Public Expose yang dirilis di keterbukaan informasi BEI, Jumat (14/2/2025).
Wahyudi menyebut, aksi korporasi tersebut dapat memberikan dampak positif dalam mengerek likuiditas saham dan memperluas akses investor, khususnya investor ritel.
"Namun keptusan ini tentunya membutuhkan kajian yang mendalam untuk memastikan bahwa langkah tersebut sejalan dengan rencana jangka panjang perseroan dan memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham," tuturnya.
Harga saham MLPT hingga pukul 14.55 WIB Jumat ini, melemah 0,16 persen ke level Rp31.000. Meski turun, saham emiten teknologi itu menguat 6,90 persen dalam sepekan dan melambung 66,67 persen dalam sebulan.
Buka Suara soal Harga Naik Tajam
Saham MLPT bahkan sempat disuspensi pada awal Februari ini harga naik tinggi, dan menyentuh auto reject atas (ARA) selama tiga hari beruntun. Namun tak lama, suspensi hanya berlangsung satu hari, dan kemudian gembok saham MLPT kembali dibuka Bursa.
Menurut Wahyudi, manajemen mencermati dan menganalisa bahwa pergerakan harga saham yang terjadi lebih karena mekanisme pasar.
"Pergerakan harga saham yang terjadi lebih kepada mekanisme pasar dan seberapa cepat perseroan bisa align dengan perubahan yang ada," katanya.
Manajemen berpendapat, pergerakan harga saham yang terjadi tidak berkaitan langsung dengan rencana MPC selaku induk usaha perseroan, sebab MPC adalah investment company, sedangkan perseroan adalah operating company.
"Sebagai operating company dan perusahaan yang bergerak di industri TIK, fokus utama perseroan adalah berusaha tetap mampu mempertahankan relevansi dan pertumbuhan terkait engan perubahan solusi, perubahan bisnis model dari principal, dan respons terhadap ekspektasi pelanggan," ujar Wahyudi.
"Perseroan senantiasa mencermati perkembangan industri TIK yang sangat cepat, di mana terjadi pergeseran B2B ke B2C, atau perpetual ke consumption dan subscription," katanya.
(Fiki Ariyanti)